Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan, Gigi Manusia Purba Berusia Jutaan Tahun

Kompas.com - 12/09/2022, 10:29 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber USA Today

KOMPAS.com - Pada pekan lalu, para arkeolog mengungkapkan penemuan mengejutkan di Georgia.

Mereka menemukan gigi milik manusia purba yang diyakini berusia jutaan tahun.

Gigi manusia purba yang diperkirakan berusia antara 1,77 juta-1,84 juta tahun itu ditemukan seorang mahasiswa peneliti di situs penggalian Orozmani, wilayah Kaukasus.

Baca juga: Mengenal Jonathan, Kura-kura Tertua di Dunia Berusia 190 Tahun

Tanda awal keberadaan manusia purba di luar Afrika

Gigi tersebut merupakan salah satu tanda awal keberadaan hominin --anggota dari suku Hominini atau manusia purba-- di luar Afrika.

Sang arkeolog, Giorgi Kopaliani menunjukkan gigi itu kepada tim dari Georgian National Museum yang memimpin penggalian.

"Kemudian kami menghubungi ahli paleontologi dan dia memastikan itu adalah gigi hominin," jelasnya kepada USA Today.

Penggalian di situs Orozmani dilakukan sejak 2019

Kopaliani dan timnya mulai menggali Orozmani pada 2019, tetapi berhenti pada 2020 karena pandemi Covid-19.

Penggalian kembali dilanjutkan sejak tahun lalu.

Baca juga: Annie, Ular Anaconda Tertua di Dunia, Masuk Guinness World Records

Tim Kopaliani sejauh ini sudah menemukan peralatan batu kuno dan fosil dari hewan yang punah seperti kucing bertaring tajam dan serigala Etruscan.

Daerah Orozmani berjarak sekitar 24 kilometer dari situs penggalian terkenal di dunia, Dmanisi.

Gigi temuan tim Kopaliani --ditambah sisa-sisa hominin seperti tengkorak yang berusia sekitar 1,8 juta tahun-- tercatat sebagai bukti tertua spesies manusia purba yang ada di luar Afrika, menurut Kopaliani.

Arkeolog rencanakan penggalian lanjutan

Tim yang dipimpin oleh rekan arkeolog Giorgi Bidzinashvili, berencana untuk melanjutkan penggalian situs Orozmani selama seminggu ke depan.

"Berdasarkan gigi ini, informasi yang kami dapatkan dari situs ini dan kedekatannya dengan situs Dmanisi, sekarang kami dapat berbicara tentang populasi hominin di daerah ini," kata Kopaliani.

"Masih banyak yang perlu dikerjakan. Banyak yang harus dipelajari."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber USA Today


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com