Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aligner Gigi Bukan Hanya soal Penampilan namun Juga Manfaat Kesehatan

Kompas.com - 13/09/2022, 18:29 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Aligner gigi transparan belakangan jadi pilihan anak muda untuk merapikan gigi.

Alat kesehatan ini dianggap lebih nyaman dibandingkan behel karena bentuknya yang tidak terlalu mencolok dan lebih mudah dipakai.

Meski demikian, kegunaannya juga tak kalah untuk membuat seseorang tampil lebih percaya diri dengan gigi yang lebih rapi dan rata.

Faktanya, aligner gigi juga bermanfaat untuk kesehatan gigi dan mulut khususnya untuk menangani kasus maloklusi yakni posisi atau susunan gigi dan rahang yang tidak normal.

Baca juga: Kelebihan Meratakan Gigi dengan Aligner Dibanding Behel

Umumnya, orang Indonesia kerap mengabaikan kasus maloklusi ringan karena dianggap tidak terlihat secara kasat mata.

Padahal ini bukan hanya soal penampilan namun juga berisiko memicu gangguan bicara dan masalah kesehatan lainnya.

Gigi tidak rapi tidak hanya pengaruhi penampilan

Pakar ortodontis, drg. Stephanie Adelia Susanto, MM, Sp. Ort, mengatakan gigi yang tidak rapi sebenarnya adalah masalah banyak orang di Indonesia.

"Sebanyak 4 dari 5 orang di Indonesia mengalami masalah gigi tidak rapi (maloklusi)," katanya, dalam rilis media yang diterima Kompas.com.

Namun kondisi tersebut kerap diabaikan karena minimnya kesadaran soal dampak buruknya.

Ia menjelaskan, riset telah membuktikan jika susunan yang tidak rapi dapat meningkatkan resiko gigi berlubang secara signifikan karena plak gigi yang lebih mudah menempel dan sulit untuk dibersihkan.

"Selain itu, gigi yang tidak rapi akan menyebabkan beban pengunyahan menjadi tidak seimbang," tambah ahli kesehatan jebolan Universitas Gadjah Mada ini.

Hal ini pula yang kemudian membuat gigi menjadi lebih mudah pecah dan meningkatkan risiko ompong.

Baca juga: Meratakan Gigi dengan Aligner Bening Berteknologi Canggih

Dari segi kesehatan gigi dan mulut, hal ini juga akan mengganggu proses pengunyahan makanan sehingga berdampak negatif terhadap asupan nutrisi.

Imbas lainnya adalah kerja saluran pencernaan seperti lambung dan usus yang terlalu berat akibat pengolahan makanan yang tidak optimal.

Penelitian lain juga membuktikan proses pengunyahan dapat menghasilkan informasi sensorik pada otak sehingga memiliki fungsi belajar dan mengingat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com