Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab, Cara Mengatasi, dan Mencegah Kenaikan Berat Badan Saat Haid

Kompas.com - 21/09/2022, 09:11 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siklus haid kerap kali datang dengan banyak sekali efek samping yang kurang menyenangkan, sehingga memicu perubahan suasana hati yang buruk.

Ada pun efek sampingnya tidak hanya terjadi dengan munculnya gejala seperti kram, kelelahan, hingga perut kembung, tetapi kemungkinan besar kita juga akan mengalami kenaikan berat badan.

Menurut para ahli, terlepas dari apakah kenaikan berat badan adalah gejala yang biasanya terjadi saat haid atau tidak, masalah ini umumnya dapat dicegah dengan berbagai cara.

Jadi, jika selama ini siklus haid kita sudah berjalan dengan lancar, maka kita perlu mengetahui penyebab kenaikan berat badan saat haid dan mempelajari cara-cara efektif untuk mencegahnya, sebagaimana dilansir dari laman Byrdie berikut ini.

Baca juga: 12 Pertanyaan Terpopuler soal Haid

Normal atau tidak berat badan naik saat haid

Kenaikan berat badan selama haid sangat normal terjadi.

Namun, faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan berat badan tidak jelas dan dapat bervariasi dari orang ke orang.

"Kami tahu bahwa perubahan hormon di sekitar akhir siklus dapat menyebabkan kembung dengan cara retensi air."

Demikian ungkap seorang peneliti yang berfokus pada topik kesehatan reproduksi wanita, Anna Druet.

"Wanita lain mungkin mengalami retensi gas dan konstipasi, karena progesteron (hormon yang terlibat dalam siklus haid) dapat memengaruhi kecepatan pencernaan," sambung dia.

Selain itu, Druet mengungkapkan, beberapa wanita juga mengalami diare yang disebabkan oleh lipid seperti hormon prostaglandin, yang membuat rahim kram selama haid.

Sayangnya, masalah pencernaan ini dapat menyebabkan kembung dan pada akhirnya kenaikan berat badan selama haid.

Apa saja penyebabnya

Menurut para ahli, tidak ada satu penyebab kembung dan kenaikan berat badan selama siklus haid.

Baca juga: Dikira Menstruasi, Pengantin Ini ternyata Diserang Lintah

Kendati demikian, ada beberapa proses umum yang dapat menyebabkan gejala-gejala ini.

• Dominasi estrogen

Yang pertama adalah hormon estrogen dapat menyebabkan garam dan air tertahan dalam jaringan tubuh, yang biasanya terjadi ketika estrogen melebihi tingkat progesteron dalam tubuh (alias "dominasi estrogen").

"Salah satu cara untuk mengetahui apakah dominasi estrogen adalah penyebab retensi air dan kembung adalah jika kita memiliki ketidakseimbangan hormon yang sudah ada sebelumnya, yang telah mengakibatkan fibroid, endometriosis, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau kista ovarium."

Demikian penuturan ahli gizi fungsional, Alisa Vitti.

Jadi, apabila kita merasa kembung selama fase luteal (periode dua minggu antara ovulasi dan sebelum dimulainya haid) dan menderita salah satu dari penyakit ini, maka kita mungkin berasumsi bahwa kadar estrogen puncak menyebabkan kembung.

• Stres

Setiap kali kita stres, kortisol (hormon stres) dilepaskan oleh kelenjar adrenal tubuh.

Ketika kadar kortisol meningkat, tubuh menjadi resisten terhadap insulin yang berakibat pada peningkatan gula darah dan penambahan berat badan.

"Ketika stres, kita tampaknya dapat memiliki kenaikan berat badan sekitar 2 kg lebih banyak daripada biasanya," kata Vitti.

"Itulah efek dari kortisol yang membuat tubuh kita membengkak karena fungsi antidiuretiknya menyebabkan tubuh menahan natrium," tambah dia.

• Kekurangan magnesium

Vitti mencatat, tubuh manusia seperti baterai yang berjalan dengan listrik khusus yang berasal dari empat elektrolit utama, yakni kalsium, natrium, kalium, dan, tentu saja, magnesium.

Baca juga: 7 Asupan yang Harus Dihindari demi Kurangi Nyeri saat Haid

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com