KOMPAS.com - Sedari kecil orangtua maupun guru sudah mengajari pentingnya menolong orang lain yang membutuhkan.
Tapi, kalau bantuan yang diberikan selalu merugikan diri sendiri, kondisi ini bisa memicu super helper syndrome. Sindrom apa lagi itu?
Menurut psikolog Jess Baker dan Rod Vincent, super helper syndrome adalah dorongan berlebihan untuk menolong/membantu orang lain.
Baca juga: 6 Manfaat Menolong Orang Lain
Sayangnya, mereka yang memberikan pertolongan justru tidak mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.
"Kami mengeksplorasi keyakinan mendasar yang mengarah pada semua ini (super helper syndrome)," kata Baker dan Vincent.
Sindrom ini bisa menyebabkan kerugian dari waktu ke waktu.
Namun, tanda-tanda super helper syndrome jarang disadari.
Supaya orang-orang bisa mengidentifikasi apakah mereka mengidap super helper syndrome atau tidak, Baker dan Vincent membeberkan tanda-tandanya.
Simak yang berikut ini.
Memberikan bantuan merupakan amalan baik dalam hidup.
Tapi, saat super helper syndrome melanda, ada berbagai dampak buruk yang dihasilkan.
Baca juga: 5 Tips Mendidik Anak agar Senang Menolong
"Jika Anda rentan terhadap super helper syndrome, kemungkinan besar kamu akan mengalami satu atau lebih dari empat dampak buruk," ujar Baker dan Vincent.
Berikut dampak buruk dari super helper syndrome.
Tidak hanya pekerjaan dan masalah pelik yang membuat kelelahan, super helper syndrome juga demikian.
"Apakah kamu lelah sepanjang waktu? Apakah Anda tidak punya waktu untuk diri sendiri. Apakah tidur kamu terganggu," tutur Baker dan Vincent.