Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Mengapa Bullying Masih Terjadi di Sekitar Kita

Kompas.com - 04/10/2022, 05:35 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Segala bentuk perundungan atau penindasan yang dilakukan individu atau kelompok orang secara sengaja disebut dengan bullying.

Perilaku yang tidak terpuji ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti orang lain secara terus-menerus atau ingin memiliki kekuasaan di atas korban.

Hingga saat ini, bullying masih menjadi kasus yang terus disorot karena dampaknya tidak main-main.

Seseorang yang pernah menjadi korban bullying dapat merasakan dampak fisik, hingga psikologis yang buruk sampai ia dewasa.

Lantas, apa yang membuat kasus bullying terus terjadi di tengah masyarakat? Dalam hal ini, berikut faktor bullying yang jarang disadari.

Baca juga: Ketahui Penyebab Sexual Bullying dan Contoh-contohnya

Penyebab bullying

Ilustrasi anak mengalami bullying.jcomp/ Freepik Ilustrasi anak mengalami bullying.

Melansir laman Fingerprint for Success, penyebab bullying dapat bervariasi. Namun ada enam penyebab bullying yang paling umum ditemukan, berikut penjelasan lengkapnya.

Pernah menjadi korban bullying

Kebanyakan dari pelaku yang telah teridentifikasi pernah menjadi korban bullying.

Entah perilaku tersebut ia dapatkan dari lingkungan rumah, saudara tiri atau bahkan seseorang dari lingkungan terdekatnya.

Pelaku bullying seringkali memiliki empati yang sangat minim. Hal itu merupakan dampak dari kesalahan persepsi mereka tentang apa yang menimpa dirinya.

Kemudian mereka juga memiliki hasrat negatif untuk membalas perilaku tersebut kepada orang yang dianggapnya lemah.

Kurang perhatian dan merasa kesepian

Pelaku bullying rata-rata mengalami kesepian dan tidak memiliki sahabat sejati.

Hal tersebut membuat mereka berusaha mencari perhatian dengan cara apapun yang bisa mereka lakukan meski dampaknya merugikan diri mereka sendiri dan juga orang lain.

Frustasi atau merasa iri hati

Kebanyakan pelaku bullying merasa tidak senang dengan sesuatu yang tidak mereka miliki.

Mereka cenderung merasa iri hati hingga frustasi karena tidak bisa menggapai apa yang seharusnya mereka capai.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com