KOMPAS.com - Laba-laba yang seringkali terlihat membuat jaring di langit-langit rumah, kusen, dan gudang ternyata dapat menggigit manusia.
Serangan hewan artropoda tersebut biasanya menyebabkan kemerahan, ruam, benjol, termasuk rasa gatal pada kulit bekas gigitan.
Namun, tak perlu khawatir kalau kamu menjadi korban gigitan laba-laba, karena sebagian besar kasus sama sekali tidak berbahaya.
Hanya beberapa spesies laba-laba yang mempunyai taring tajam dan kuat untuk menembus kulit manusia dan menyebabkan masalah serius.
Baca juga: 6 Obat Gatal Alami untuk Atasi Gigitan Nyamuk
Walau serangan hewan berbuku-buku ini umumnya tidak membawa ancaman berarti, gigitan laba-laba sebaiknya dihindari agar kulit tidak luka.
Tapi, bagaimana cara mencegah gigitan laba-laba.
Simak yang berikut ini.
Sebelum membahas cara mencegah gigitan laba-laba, ketahui dulu apa alasan hewan berkaki delapan ini menyerang manusia.
Laba-laba mengambil keputusan untuk menggigit manusia apabila mereka merasa terancam atau dalam posisi terpojok.
Namun, hanya 50 spesies laba-laba yang dikatakan dapat menggigit manusia menurut catatan American Osteopathic College of Dermatology (AOCD).
Dari jumlah tersebut, hanya dua spesies, yakni black widow dan brown recluse, yang racunnya membawa masalah serius.
AOCD mencontohkan, dari 3.500 spesies laba-laba yang ada di AS tidak berbahaya.
Baca juga: 6 Obat Gatal Alami untuk Atasi Gigitan Nyamuk
Menurut Direktur Departemen Darurat Lawrence+, Craig Mittleman, gigitan laba-laba terlihat sangat mirip dengan sengatan atau gigitan serangga.
Tapi, untuk spesies laba-laba tertentu yang dapat menggigit manusia, bekas serangan mereka bisa menimbulkan gejala-gejala berikut ini.
Gigitan laba-laba meninggalkan bekas tusukan dua taring pada kulit manusia apabila dilihat secara lebih dekat.