Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2022, 17:33 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit sifilis atau juga dikenal dengan sebutan raja singa adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri.

Penyakit ini dimulai dari luka yang tidak terasa nyeri pada organ vital, rektum, atau mulut.

Penyebab sifilis

Penyakit raja singa disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Bakteri tersebut menyebar melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual.

Setelah itu, bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet di kulit, atau selaput lendir.

Pasca infeksi awal, bakteri sifilis bisa bertahan di dalam tubuh (tidak aktif) selama beberapa dekade sebelum kembali aktif.

Jika didiagnosis sejak dini, sifilis bisa disembuhkan dengan pemberian antibiotik. Namun apabila tidak diobati, sifilis bisa merusak jantung, otak atau organ lain, dan membahayakan jiwa.

Sifilis tidak menyebar jika penderitanya menggunakan toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama.

Apabila pasien dinyatakan sembuh, raja singa tidak akan kembali atau kambuh di kemudian hari.

Meski demikian, orang tersebut dapat kembali terinfeksi sifilis jika memiliki kontak dengan luka sifilis dari orang lain.

Baca juga: 9 Gejala Penyakit Menular Seksual yang Tak Boleh Diabaikan

Gejala sifilis

Sifilis berkembang secara bertahap, dan gejalanya bervariasi. Namun, gejala sifilis tidak selalu terjadi dalam pola yang sama.

Seseorang dapat terinfeksi sifilis tanpa menyadari gejala apa pun selama bertahun-tahun.

Tiap jenis sifilis mempunyai gejala yang berbeda, yaitu:

1. Sifilis primer

Tanda pertama sifilis adalah luka kecil, yang disebut chancre. Luka muncul di tempat bakteri masuk ke tubuh.

Kebanyakan orang yang terinfeksi sifilis hanya mengembangkan satu chancre, namun sebagian lain bisa memiliki dua luka atau lebih. Chancre biasanya berkembang sekitar tiga minggu setelah individu terpapar.

Banyak penderita sifilis tidak menyadari chancre karena luka ini tidak menimbulkan rasa sakit, dan terletak di area tubuh yang tersembunyi seperti di dalam vagina atau rektum.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com