Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gamers Pun Perlu Memperhatikan Kesehatan Fisiknya

Kompas.com - 17/10/2022, 04:04 WIB
Chelsea Austine,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya pada tahun 2020, olahraga elektronik atau kerap dikenal dengan istilah E-sports, mendapatkan pengakuan dan persetujuan dari pemerintah sebagai bagian dari cabang olahraga nasional.

Bahkan e-sports telah tercatat pada bagian pengertian olahraga dalam Pasal 1 Nomor 4 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Hal ini menandakan adanya perubahan persepsi masyarakat mengenai game, bahwasanya, bermain game pun bisa dijadikan prestasi juga loh.

Tidak hanya berskala nasional, secara global pun, olahraga elektronik sudah diakui di berbagai negara. Terlebih, Presiden Prancis memasukkan E-sports sebagai bagian kompetisi olimpiade di 2024.

Saat ini memang semakin banyak kompetisi E-sports, misalnya Piala Presiden dan MPL Indonesia yang berani membagikan hadiah tunai dengan nominal mencapai ratusan juta. Maka tidak heran bila sejumlah orang dapat hidup dan mencari nafkah lewat game.

Terlepas fakta E-sports telah resmi menjadi bagian cabang olahraga, sayangnya masih sedikit pihak yang memperhatikan aspek kesehatan para pemainnya.

Mengingat atlet olahraga elektronik ini tidak menitikberatkan pada tenaga fisik, banyak yang kemudian meremehkan aspek kesehatannya.

Padahal, ada sejumlah potensi bahaya penyakit yang mengintai pemain olahraga elektronik, seperti masalah pada postur tubuh, otot leher, bahu, kerusakan mata, dan lainnya.

Mengingat hal ini, Coda Indonesia sebagai salah satu bagian dari ekosistem industri game, mengambil langkah inisiatif dengan meluncurkan program #MainSehatBarengCoda.

Adapun, kampanye ini memiliki tujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya aspek well-being ketika bermain game, baik untuk kepentingan pemulihan dan peningkatan performa atlet maupun game untuk tujuan rekreasi.

“Indonesia memiliki peluang besar dalam industri e-sports global. Namun, tak kalah penting juga adalah menjaga kesehatan pemain esports Indonesia agar dapat terus menoreh prestasi," ujar Rurie Wuryandari, Direktur Hubungan Eksternal Coda Indonesia.

"Melalui #MainSehatBarengCoda, Coda Indonesia ingin mengajak seluruh masyarakat dan pemain esports untuk mulai memiliki kesadaran kesehatan fisik dan mental guna mendukung industri gaming yang berkelanjutan,” paparnya.

Untuk membantu para atlet olahraga elektronik, Coda Indonesia menggandeng Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya dan dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO, sebagai dokter spesialis kedokteran olahraga yang berpraktik di Sport Medicine Injury and Recovery Center (SMIRC) rumah sakit tersebut.

Baca juga: Mengenal Indikasi Kecanduan Online Game pada Remaja

Peresmian program #MainSehatBarengCoda di RSPI Bintaro Jaya pada Selasa (11/10/22) Chelsea Austine Peresmian program #MainSehatBarengCoda di RSPI Bintaro Jaya pada Selasa (11/10/22)
Pada Selasa (11/10/22), Coda Indonesia bersama RSPI Bintaro Jaya, meresmikan kampanye #MainSehatBarengCoda. Lewat kesempatan itu, dr. Antonius Andi Kurniawan, memberikan penjelasan atas kondisi kesehatan para atlet E-sports saat ini.

Berdasarkan data yang dimiliki Dr. Andi, secara garis besar terdapat 10 jenis keluhan cedera terbanyak yang dialami oleh pemain E-sports. Diantaranya ada keluhan di jari, tangan, pundak, dan leher.

Peningkatan keluhan sakit ini sendiri diakibatkan adanya kesalahan postur dan intensitas permainan yang berlebihan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com