Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perselingkuhan Terjadi Bukan Cuma karena Penampilan atau Harta, melainkan Juga Mental Pelaku

Kompas.com - 17/10/2022, 06:06 WIB
Chelsea Austine,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Isu perselingkuhan belakangan ini sedang ramai diperbincangkan di media sosial, apalagi karena kasus yang terjadi pada beberapa figur publik.

Alasan di balik perselingkuhan pun beragam, tetapi isu mengenai orang ketiga sudah tidak asing didengar oleh masyarakat. Tidak sedikit juga yang trauma atau tidak ingin menikah akibat paparan isu negatif ini.

Namun, tahukah kamu, alasan seseorang berselingkuh bukan semata hanya karena ada orang yang lebih menarik daripada pasangannya atau lebih kaya.

Rupanya, kondisi lain seperti kesehatan otak dan kondisi mental memiliki hubungan erat yang berkesinambungan atas terjadinya perselingkuhan.

Hal ini disampaikan oleh Coach Pris, CEO Stress Management Indonesia, yang mengangkat dan menghubungkan isu perselingkuhan dengan kondisi mental, pada hari kesehatan mental dunia.

Baca juga: Ini Penyebab Seseorang Selingkuh, Menurut Penjelasan Psikolog

Menurut dia, terdapat 4 alasan berbasis neuroscience mengapa seseorang berselingkuh.

1. Rasa candu akan euforia cinta

Minimal sekali dalam hidup, pasti kamu pernah mengalami yang namanya jatuh cinta dan tergila-gila akan seseorang bukan? Perasaan itu memang membawa euforia untuk diri kamu, apalagi saat orang tersebut mempunyai perasaan yang sama.

Menurut studi yang dilakukan oleh ahli saraf, setelah 6 bulan hingga 2 tahun, rasa yang menggebu-gebu tersebut akan berubah menjadi cinta dan komitmen lebih dalam. Namun, ada pula yang akhirnya malah berkurang perasaan cintanya.

Melihat hal ini, banyak terapis yang mengatakan bahwa perselingkungan bisa terjadi akibat berkurangnya intensitas cinta serta euforia pada pasangannya.

Kurangnya euforia tersebut bisa menjadi dorongan bagi seseorang untuk mencari pasangan lain agar intensitas cinta dapat muncul kembali. Tidak menutup kemungkinan, seseorang akan terus mencari euforia cinta baru meskipun sudah menikah.

2. Kehilangan sirkuit kontrol diri

Sirkuit kontrol diri dikenal sebagai sistem penyeimbang antara otak limbik dengan korteks prefrontal (PFC). Otak limbik merupakan bagian yang memotivasi seseorang untuk mencari aktivitas nan menyenangkan, sedangkan otak PFC berfungsi untuk membuat seseorang berpikir dua kali sebelum terlibat dalam perilaku beresiko, perselingkuhan salah satunya.

Nah, ketika keduanya tidak seimbang, aktivitas PFC rendah akan menyebabkan seseorang menyerah terhadap keinginan impulsif, tanpa memikirkan konsekuensinya.

Sedangkan sebaliknya, sirkuit kontrol diri yang kuat bisa membantu menghentikan seseorang untuk tidak melakukan aktivitas berisiko.

Berdasarkan studi pencitraan otak, seseorang yang memiliki aktivitas PFC rendah lebih memungkinkan untuk bercerai. Salah satu cara untuk mengeceknya melalui program tertentu, seperti Brain Health Assessment dari Stress Management Indonesia.

Baca juga: 7 Ciri-ciri Pasangan Selingkuh, Perhatikan Beberapa Perubahan Ini

3. Faktor testosteron yang tinggi

Alasan lain di balik seseorang melakukan perselingkuhan adalah akibat faktor testosteron yang tinggi. Adapun testosteron umumnya terlibat dalam suasana hati, motivasi, dan seksualitas.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com