Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kunyit Dapat Mencegah dan Mengobati Diabetes? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 17/10/2022, 16:27 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kunyit telah lama digunakan sebagai bumbu masakan untuk berbagai jenis masakan Asia dan juga dipercaya dapat menjadi alternatif obat.

Menurut sebuah ulasan yang diterbitkan pada bulan Oktober 2017 di jurnal Foods, para peneliti mengutip beberapa penelitian yang menggambarkan bagaimana rempah-rempah ini dapat berperan dalam mengobati beberapa kondisi.

Di antaranya mampu mengatasi penyakit alzheimer, penyakit jantung, alergi, depresi, multiple sclerosis, dan bahkan diabetes, yang ditandai dengan penurunan kadar gula darah.

Meski begitu, masih diperlukan lebih banyak penelitian lebih lanjut sebelum penyedia layanan kesehatan secara luas meresepkan kunyit untuk pencegahan atau pengobatan penyakit, terutama diabetes.

Baca juga: Ketahui 9 Manfaat Kunyit untuk Kesehatan

Manfaat kurkumin pada kunyit

Kunyit sendiri mengandung bahan kimia aktif utama yang disebut kurkumin.

"Kurkumin adalah yang paling banyak dipelajari karena jalur pensinyalannya yang penting. Kurkumin berfungsi sebagian besar di dua area, yakni sebagai antioksidan dan antiinflamasi."

Demikian penuturan juru bicara nasional untuk Akademi Nutrisi dan Dietetika, Marina Chaparro, RDN, MPH.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Januari 2015 di Indian Journal of Clinical Biochemistry, antioksidan terbukti mampu membantu melawan radikal bebas.

Radikal bebas merupakan molekul yang biasanya dihasilkan oleh gaya hidup tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, mengonsumsi makanan yang digoreng, atau terkena polusi udara maupun pestisida yang menyebabkan kerusakan oksidatif.

Perilaku-perilaku ini juga bisa memicu disfungsi sel dan dapat meningkatkan risiko kita untuk mengidap penyakit kronis seperti diabetes.

Menariknya, antioksidan dapat mengais radikal bebas berbahaya tersebut dan membuatnya tidak beracun bagi sel, sehingga membantu kita terhindar dari penyakit.

Baca juga: 7 Manfaat Kunyit dan Cara Mengonsumsinya

Sementara itu, inflamasi atau peradangan adalah respons alami tubuh ketika melawan penyakit atau cedera, dan gejalanya dapat mencakup rasa sakit, bengkak, serta kemerahan.

Para peneliti percaya bahwa inflamasi dan kerusakan oksidatif terkait erat dalam kemampuannya berkontribusi terhadap risiko penyakit.

Sebuah artikel dalam EMBO Reports juga menyatakan bahwa inflamasi adalah keadaan yang mendasari hampir setiap penyakit, dari kondisi autoimun seperti artritis reumatoid hingga penyakit metabolik seperti obesitas, dan bahkan penyakit menular seperti flu biasa.

Potensi untuk menghambat atau mengobati kondisi kronis adalah alasan mengapa agen yang memblokir peradangan sangat menarik bagi para ilmuwan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com