Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Polusi Udara dalam Ruang Sumbang 4,1 Angka Kematian Global, Teknologi NCCO Bisa Jadi Solusi

Kompas.com - 18/10/2022, 18:31 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Sudaryanto mengatakan bahwa polusi udara merupakan salah satu penyumbang angka kematian secara global.

Secara spesifik, polusi dalam ruangan berkontribusi sebesar 4,1 persen terhadap kematian global.

Fakta tersebut dipaparkan Agus dalam seminar dan product knowledge bertajuk “NCCO Technology, The Most Innovative and Suistainable Technology Solution for Purifiying Indoor Air Polutants Today” di Ayana Hotel Mid Plaza Jakarta, Selasa (18/10/2022).

“Di Indonesia sendiri, 40,95 persen kematian dari 100.000 orang disebabkan oleh polusi udara," ujar Agus dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa.

Untuk diketahui, seminar tersebut dihadiri perwakilan instansi kementerian dan lembaga guna membahas penyebab dan solusi permasalahan kualitas udara dalam ruangan melalui teknologi NCCO.

Pada kesempatan tersebut, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) Anton Purnomo mengatakan hal senada dengan Agus.

Anton mengungkapkan, dari sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek), kualitas udara di Jakarta Selatan (Jaksel) dan Depok tercatat lebih buruk ketimbang di Jakarta Utara (Jakut).laut sehingga berpengaruh terhadap kualitas udara.

"Wilayah Jakut lokasinya dekat dengan laut sehingga polusi terurai ke laut. Hal ini memengaruhi indeks kualitas udara di suatu wilayah," kata Anton.

Kualitas udara dalam ruangan

Di sisi lain, sebagian masyarakat abai dengan polusi udara karena berpikir aktivitasnya lebih banyak di dalam ruangan.

Data Environtmental Protection Agency (EPA) menyebut, masyarakat menghabiskan waktu 40 persen berada di dalam ruangan, baik di rumah, kantor, sekolah, kendaraan, supermarket, kafe, maupun restoran per harinya.

Faktanya, sejumlah penelitian membuktikan bahwa kualitas udara dalam ruang tak sepenuhnya bebas dari kontaminasi dan polutan, seperti bakteri, virus, debu, dan unsur kimia. Hal ini dipaparkan Direktur Utama (Dirut) PT RHT Teknologi Indonesia Sianty Devi.

Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Sudaryanto mengatakan, di Indonesia, 40,95 persen kematian dari 100 ribu orang disebabkan oleh polusi udara.Dok. bMola Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Sudaryanto mengatakan, di Indonesia, 40,95 persen kematian dari 100 ribu orang disebabkan oleh polusi udara.

"Oleh karena itu, seluruh pihak perlu memahami bahaya kontaminasi dan polutan. Terlebih, bagi masyarakat yang banyak melakukan aktivitas di dalam ruangan,” kata Sianty.

Selain itu, imbuh Sianty, masyarakat juga perlu memahami penyebab polusi serta solusi tepat guna memperbaiki kualitas udara.

“Pemahaman yang penting dimiliki masyarakat adalah bagaimana menciptakan lingkungan dengan kualitas udara yang baik dalam ruangan guna menjamin kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup," terangnya.

Teknologi NCCO sebagai solusi

Senior Consultant RHT International Limited Keith Jones menilai, permasalahan tersebut dapat diatasi, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi Nano Confined Catalytic Oxidation (NCCO). Teknologi ini dapat digunakan untuk menciptakan udara dalam ruangan dengan kualitas baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com