KOMPAS.com - Hidup sebagai seorang artis tak hanya membuat seseorang memiliki penggemar namun juga haters.
Tak jarang, seorang artis kewalahan menghadapi kebencian yang ditujukan padanya baik saat berinteraksi langsung maupun lewat media sosial.
Tak peduli sebaik apa pun kepribadian maupun talenta si artis, selalu saja ada sisi yang bisa menjadi objek kebencian para haters.
Baca juga: Lelah Diserang Haters, Hailey Bieber: Leave Me Alone
Melihat fenomena ini, kita mungkin bertanya-tanya mengapa ada orang yang tak segan menjadi haters artis?
"Banyak ketidaksukaan yang kuat dapat ditelusuri kembali - setidaknya sebagian - kecenderungan kita untuk lebih memilih mereka yang memiliki karakteristik serupa dengan kita daripada mereka yang berbeda," kata Kaston Anderson-Carpenter, asisten profesor psikologi di Michigan State University.
Karakter tersebut bisa bersifat eksternal seperti ketenaran atau kekayaan maupun faktor internal seperti perbedaan kepribadian.
Rasa tidak suka tersebut kemudian bisa dengan mudah terarah pada para artis yang kerap kita saksikan di media.
Baca juga: Ogah Tanggapi Haters, RM BTS: Membenci adalah Kemerdekaan Mereka
"Dalam pikiran kolektif kita, kita menetapkan harapan tertentu (seringkali tidak realistis) tentang bagaimana selebritas harus berperilaku," kata Anderson-Carpenter.
Ketika harapan tersebut tidak terpenuhi, kita cenderung menilai mereka lebih keras daripada menilai non-selebriti yang berperilaku sama.
Keberadaan media massa juga berdampak buruk pada fan culture sehingga obsesi dan kebencian terhadap sosok terkenal kini menjadi lebih besar.
"Saya percaya ada bahaya psikologis dalam membenci seseorang secara intens, terutama seseorang yang tidak kita kenal dan belum pernah kita temui," kata Anderson-Carpenter.
Banyak penelitian membuktikan jika kebencian - terutama ketika diarahkan pada sekelompok orang - dapat menyebabkan hasil negatif pada individu dan kesehatan masyarakat.
Membenci seseorang dengan intensitas yang tidak kita ketahui juga dapat meningkatkan kecenderungan untuk bertindak berdasarkan kebencian itu dengan cara yang berbahaya.
Dulu para pesohor bisa mengontrol pemberitaan soal mereka namun kini semua orang bisa menjadi paparazi dengan handphone masing-masing.