Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Porang Bisa Diolah Jadi Beras, Kenali 5 Manfaatnya bagi Kesehatan

Kompas.com - 27/10/2022, 19:35 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Umbi porang dapat diolah menjadi beras yang diyakini lebih sehat daripada beras biasa atau bahkan beras shirataki.

Porang atau Amorphophallus muelleri blume merupakan sejenis umbi-umbian yang masih satu kerabat dengan tanaman konjac (konnyaku), sejenis umbi yang sering diolah menjadi shirataki.

Keduanya memiliki kandungan yang mirip ketika diolah menjadi beras, tapi umbi porang punya keunggulan tersendiri.

Salah satunya adalah umlah kalori pada beras porang dikatakan cukup rendah dan mengandung serat yang tinggi.

Alasan itulah yang membuat beras porang dianggap sebagai panganan yang baik untuk kesehatan tubuh.

Baca juga: Mencegah Obesitas hingga Diabetes, Ini 5 Manfaat Porang bagi Kesehatan 

Manfaat beras porang untuk kesehatan tubuh

ilustrasi porangKOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN ilustrasi porang

Umbi porang biasanya diolah dulu menjadi tepung yang mengandung glukomanan.

Kemudian tepung porang diolah menjadi beras yang teksturnya lebih kenyal dari nasi dan cenderung tawar.

Beras porang merupakan sumber glukomanan yang sehat dan kaya serat.

Di samping itu, panganan satu ini juga merupakan sumber ogliokasarida yang dapat berperan sebagai prebiotik.

Sejumlah manfaat beras porang jika dikonsumsi secara rutin maka dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Berikut deretan manfaat beras porang bagi kesehatan.

1. Menurunkan berat badan

Beras porang termasuk panganan yang rendah kalori namun tinggi serat. Kandungan tersebut tentu saja bisa membuat penikmatnya merasa kenyang lebih lama.

Ketika seseorang merasakan perutnya kenyang lebih lama, maka secara tidak langsung dapat berdampak pada penurunan nafsu makan.

Beras porang dikatakan sangat cocok untuk orang yang tengah berusaha menurunkan berat badan.

2. Menurunkan kolesterol

Porang ketika diolah menjadi beras juga dapat memecah glukosa di dalam tubuh menjadi monokasarida yang bisa membentuk kalori.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com