Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2022, 14:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Today

KOMPAS.com - Zachary Johnson mungkin selalu menjadi anak yang lebih besar di antara teman-temannya, tetapi kenaikan berat badannya benar-benar meningkat pada usia dewasa muda, terutama ketika pandemi Covid-19 melanda.

Johnson, yang sekarang menjadi mahasiswa teknik sipil di Penn State University, sempat berjuang melalui stres dan isolasi karantina wilayah akibat virus corona.

Bahkan, pada pertengahan tahun 2020, dia mencapai berat badan tertingginya yakni sekitar 165 kg.

"Kesehatan mental saya menurun cukup parah. Bukan hanya karena berat badan yang bertambah, tetapi juga karena tidak adanya interaksi sosial," kata pria berusia 20 tahun itu kepada Today.

"Angka pada timbangan tidak benar-benar membuat saya merasakan apa pun. Itu hanya lebih melihat diri saya sendiri dan melihat seberapa jauh kondisi saya menurun tidak hanya secara fisik, namun juga secara mental," sambung dia.

Pola makan yang buruk

Dengan tinggi kira-kira 178 cm, indeks massa tubuh (BMI) Johnson masuk dalam kategori obesitas dan dia sudah merasa lelah saat menaiki tangga, serta tidak berenergi sepanjang waktu.

Johnson mengakui, salah satu bagian dari masalah berat badannya adalah kebiasaannya ngemil di malam hari.

"Saya adalah pemakan malam yang sangat buruk. Saya makan secara normal sepanjang hari dan kemudian makan banyak di malam hari. Apa pun yang bisa saya temukan, saya makan," terangnya.

Selain itu, dia juga tidak pernah memikirkan tentang nutrisi, terlalu banyak mengonsumsi cepat saji, soft drink, dan minuman manis lainnya.

Sebagai pencinta kopi, Johnson pun kerap memesan latte dengan begitu banyak krim dan gula tambahan sehingga berat badannya naik secara drastis.

"Saya kecewa pada diri saya sendiri karena membiarkan diri saya melangkah sejauh itu dan tidak memiliki disiplin atau kemauan untuk menjaga diri saya agar tidak sampai ke sana. Itu membuat saya merasa seperti tidak memiliki kendali," ungkap Johnson.

"Saya berpikir, saya dapat terus berada di jalur yang menyedihkan dan memertahankan berat badan ini atau saya dapat mencoba dan mengubah segala sesuatunya untuk menjadi lebih baik dan lebih sehat. Itulah yang terjadi," ujar dia.

Pada pertengahan tahun 2020, Zachary Johnson mengalami obesitas dengan berat badan tertingginya mencapai 165 kg.VIA today.com Pada pertengahan tahun 2020, Zachary Johnson mengalami obesitas dengan berat badan tertingginya mencapai 165 kg.
Sekitar setahun setelah mulai melakukan perubahan, Johnson berhasil menurunkan sebanyak 87 kg.

Kini dia pun memiliki berat badan yang terbilang ideal, yakni 78 kg, dengan pertumbuhan massa otot yang baik.

Halaman:
Sumber Today


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com