KOMPAS.com - Darah rendah dan kurang darah merupakan kondisi medis yang memiliki gejala hampir mirip.
Tidak heran jika kedua masalah itu dianggap sama, padahal sebenarnya berbeda.
Tekanan darah rendah atau hipotensi terjadi apabila tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg.
Sementara itu, kurang darah atau anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah.
Darah rendah disebabkan oleh tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan angka normal.
Saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri. Tekanan inilah yang menjadi tolok ukur kekuatan aliran darah atau tekanan darah.
Tekanan darah yang terlalu rendah akan menyebabkan jumlah aliran darah ke otak dan organ lain menjadi terhambat.
Di sisi lain, kurang darah terjadi ketika jumlah sel darah merah yang sehat dalam tubuh terlalu rendah.
Akibat jumlah sel darah merah yang rendah, jumlah oksigen yang menyebar di dalam tubuh lebih rendah dari kisaran normal. Penurunan oksigen dapat memicu gangguan pada jaringan dan organ vital.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, seseorang dikatakan mengalami tekanan darah rendah jika tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg.
Angka 90 adalah tekanan darah saat jantung sedang berkontraksi (sistolik), sedangkan angka 60 menandakan tekanan darah saat jantung sedang relaksasi (diastolik).
Baca juga: 4 Langkah Mengobati Tekanan Darah Rendah
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang mengikat dan mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Kadar hemoglobin normal setiap individu beragam, tergantung dari jenis kelamin dan usia:
Jika kadar hemoglobin kurang dari 13,5 g/dl (pada pria) atau kurang dari 12 g/dl (pada wanita), maka kondisi itu dinamakan anemia.
Tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh kekurangan cairan tubuh, kehamilan, penggunaan obat-obatan tertentu, pendarahan, diabetes, hingga gangguan hormon tiroid.