Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Alasan Bullying Sering Terjadi di Kalangan Remaja

Kompas.com - 15/11/2022, 20:34 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perundungan atau bullying sebetulnya dapat terjadi pada siapa saja.

Namun para ahli menyebutkan bahwa kasus bullying justru paling sering terjadi di kalangan remaja.

Hal tersebut dapat dipicu oleh banyak faktor, terutama faktor psikologis yang dialami anak di masa remaja atau di rentang usia 10 - 19 tahun (masa remaja awal hingga masa remaja akhir).

Baca juga: 7 Alasan Remaja Melakukan Bullying, Orangtua Harus Paham 

Alasan bullying sering terjadi di kalangan remaja

Masa remaja merupakan fase peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Di fase ini, anak-anak mengalami banyak perubahan dalam diri mereka mulai dari fisik, mental hingga perilakunya.

Menurut laman Verywell Family, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ada alasan di balik kasus bullying cukup marak terjadi pada usia tersebut.

Seperti kurangnya kemampuan dalam mengontrol perilaku, ketidakmampuan mengelola emosi hingga akhirnya memicu hasrat untuk balas dandam demi bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Terkait dengan kasus bullying, rupanya delapan alasan berikut ini dapat menjadi penyebab kasus bullying pada usia remaja.

1. Mencari kekuasaan

Remaja pada umumnya cenderung memiliki hasrat untuk memegang kendali atau memiliki kekuasaan.

Hal tersebut dapat dipicu oleh anggapan mereka yang tidak dapat merasakan kekuatan apapun dalam dirinya, sehingga muncul keinginan untuk mendapatkan kekuasaan dari interaksi sosial yang dianggap lebih menarik.

Terlebih jika ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai keinginan mereka, maka keterlibatan mereka dalam tindakan agresi relasional cenderung lebih tinggi.

Beberapa sikap yang termasuk ke dalam tindakan agresi itu di antaranya adalah bergosip, mengejek seseorang, merundung, pengucilan hingga dominasi sosial.

2. Kepopuleran

Bullying bisa menjadi manifestasi dari status sosial. Umumnya, anak-anak yang populer sering mengolok-olok mereka yang kurang populer, serta dapat melanggengkan tindakan agresi relasional.

Sejumlah perilaku yang menyangkut hasrat memiliki kepopuleran itu membuat anak-anak atau pelaku bullying menyebarkan desas-desus atau gosip, mempermalukan si target, dan mengucilkannya.

Secara tidak sadar, mereka yang melakukan tindakan bully atas dasar ingin meraih kepopuleran itu berharap agar perhatian semua orang tertuju padanya.

Tujuan mereka juga mungkin mem-bully orang lain untuk mengurangi status sosial para si korban atau merendahkan mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com