KOMPAS.com - Terkadang, ada masa-masa di mana kita ingin mengonsumsi makanan yang manis.
Ketika kita stres, atau ingin mendapatkan "hadiah" setelah berhasil menyelesaikan sesuatu, secara tidak sadar kita mengidam makanan manis. Seolah keinginan itu tidak dapat ditolak.
Pada dasarnya, ada berbagai faktor --termasuk hormonal, emosional, dan fisiologis-- yang membuat orang-orang ingin memakan makanan yang manis.
Baca juga: Makanan Manis hingga Bantal Kotor, 6 Kebiasaan Pemicu Wajah Breakout
Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan tubuh mendambakan gula:
"Selama kelelahan, hal pertama yang kita dambakan adalah gula," kata Maya Feller, RD, ahli gizi di Brooklyn, AS.
"Itu karena gula dimetabolisme dengan cepat dan merupakan sumber energi pilihan tubuh."
Studi menunjukkan, mengonsumsi gula merupakan perilaku adaptif fisiologis. Gula menyediakan energi yang dibutuhkan untuk tetap terjaga.
Masalahnya, peningkatan energi yang dihasilkan gula hanya berdurasi singkat, dan membuat tubuh kita mendambakan gula lebih banyak.
"Studi sebelumnya menemukan, ketika primata sedang stres, mereka mencari karbohidrat, terutama dalam bentuk buah," sebut Steven Gundry, MD, ahli bedah kardiotoraks.
"Kami menilai senyawa ini (karbohidrat) menghasilkan hormon serotonin yang memproduksi perasaan senang."
Baca juga: Gara-gara Ronaldo, Pemain MU Sungkan Nikmati Makanan Manis Saat Pesta
Manusia yang berada di bawah tekanan atau stres bereaksi dengan cara yang sama, yakni mencari sesuatu yang manis untuk mendapatkan kelegaan meski singkat.
Karbohidrat tersedia dalam berbagai bentuk. Jika merasa stres, cobalah mengonsumsi karbohidrat kompleks.
Karbohidrat kompleks membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna tubuh dan menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Misalnya, jika mendambakan sesuatu yang manis, pilih cokelat hitam dengan kadar kakao antara 70-85 persen untuk mencegah lonjakan gula darah.
Gundry menjelaskan teori mengenai apa yang membuat manusia lapar, yaitu Gut Flora-Centric Theory of Hunger.