Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stiff Person Syndrome, Gangguan Saraf Langka yang Diderita Celine Dion

Kompas.com - Diperbarui 26/05/2023, 23:17 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber USA Today

KOMPAS.com - Celine Dion membatalkan sisa jadwal tur dunianya karena kondisi kesehatannya yang belum juga stabil.

Ia memang masih berjuang menghadapi penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) yang membuatnya mengalami kejang otot yang parah.

Gangguan neurologis yang langka ini memengaruhi kemampuannya untuk berjalan dan bernyanyi, yang menjadi aktivitas utamanya selama ini.

Baca juga: Celine Dion Batalkan Semua Jadwal Konser sampai Tahun 2024

"Kejang mempengaruhi setiap aspek kehidupan saya sehari-hari, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasa," ungkapnya, lewat unggahan di Instagramm beberapa bulan lalu.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ce?line Dion (@celinedion)

Baca juga: Kejang Otot, Celine Dion Terpaksa Tunda Konsernya Lagi

"Saya harus mengakui bahwa ini adalah perjuangan. Yang saya tahu hanyalah menyanyi, itulah yang telah saya lakukan sepanjang hidup saya."

Ia mengatakan sedang fokus menjalani pengobatan agar bisa kembali tampil bernyanyi di masa depan.

Apa itu Stiff Person Syndrome (SPS) yang diderita Celine Dion?

Menurut John Hopkins Medicine, Stiff Person Syndrome (SPS) adalah gangguan saraf langka yang memengaruhi satu atau dua dari sejuta orang.

Penyakit ini terutama menyebabkan kekakuan otot yang progresif dan kejang yang menyakitkan.

"Ini adalah penyakit yang ditandai dengan kekakuan otot progresif, kejang otot, kekakuan – biasanya pada otot punggung, khususnya punggung bagian bawah, serta kaki bagian atas," jelas Dr. Kunal Desai, seorang ahli saraf Yale Medicine dan asisten profesor dari neurologi yang berspesialisasi dalam penyakit neuromuskuler, dikutip dari USA Today.

Baca juga: Nyeri Hebat di Satu Sisi Muka, Waspadai Penyakit Saraf Trigeminal Neuralgia

"Itu bisa mempengaruhi otot lain, termasuk otot di lengan serta otot berbicara dan menelan. Tapi itu kurang umum," katanya.

SPS termasuk penyakit yang menjadi ciri autoimun namun tergolong sangat langka karena menyerang 1-2 per satu juta orang.

Stiff Person Syndrome (SPS) juga tidak bisa disembuhkan dan pengobatan hanya berfungsi mengurangi gejalanya meskipun risiko kematiannya juga sangat rendah.

Belum diketahui pula penyebab pasti gangguan saraf ini namun riset membuktikan SPS terjadi akibat respons autoimun yang salah di otak dan sumsum tulang belakang.

Desai menambahkan bahwa penderitanya biasanya berusia 20-50 tahun, meskipun tidak mustahil terjadi pada orang yang lebih muda dan lebih tua.

"Penyakit ini juga dua sampai tiga kali lebih sering terjadi pada wanita," tambahnya.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Autoimun?

Halaman:
Sumber USA Today
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com