Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Keputihan Berwarna Merah, Apakah Berbahaya?

Kompas.com - 20/12/2022, 13:56 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keputihan adalah proses yang terjadi secara normal dan alami pada wanita, baik sebelum siklus haid maupun setelahnya.

Menurut Cleveland Clinic, keputihan biasanya terdiri dari sel-sel dan bakteri yang membantu vagina membersihkan dirinya sendiri dan mempertahankan diri dari infeksi atau bakteri jahat.

Selain itu, keputihan juga membantu memberikan pelumasan pada vagina agar tidak kering.

Meskipun keputihan adalah proses yang normal, namun perubahan konsistensi dan warna mungkin menandakan infeksi bakteri.

Baca juga: Tyna Kanna Mirdad Biasakan Anak Rawat Area Intim demi Cegah Keputihan

Keputihan yang normal biasanya berwarna putih, kental, dan lengket tanpa bau yang kuat.

Namun, keputihan juga bisa datang dalam berbagai warna, salah satunya merah.

Dalam beberapa kasus, keputihan berwarna merah atau mengeluarkan bercak-bercak seperti darah di luar siklus haid bisa menjadi masalah dan mungkin mengindikasikan kondisi kesehatan tertentu.

Jika kita mengalami keputihan berwarna merah, maka kita perlu mengetahui berbagai faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.

Penyebab keputihan berwarna merah

Menurut WebMD, ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan keputihan berwarna merah.

Baca juga: 5 Fakta tentang Keputihan yang Perlu Diketahui Wanita

Remaja yang memulai perjalanan haid mereka dan wanita yang mendekati usia menopause sering kali mengalami kelainan siklus haid karena pergeseran hormon.

Selain itu, perdarahan vagina selama kehamilan juga umum terjadi di antara wanita hamil, yang memengaruhi 15 persen hingga 25 persen wanita.

Bagi wanita hamil, keputihan yang berwarna merah dapat mengindikasikan keguguran, persalinan prematur, kehamilan ektopik, atau bahkan dapat menyebabkan masalah pada serviks atau plasenta.

Keputihan berwarna merah mungkin juga merupakan tanda kanker serviks atau endometrium.

Ini juga bisa mengindikasikan kondisi kesehatan lain, termasuk servisitis, polip serviks, trikomoniasis, atau atrofi vagina, yang mungkin memerlukan bantuan medis.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com