Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 29 Desember 2022, 06:00 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bisa dikatakan, kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang paling disukai manusia.

Terkadang rasa suka itu nampak cukup intens dan tak sedikit yang menganggap hewan berbulu kesayangannya itu sebagai anak atau keluarga sendiri.

Pertanyaannya, apakah rasa suka itu baik bagi kesehatan jika dilihat dari fisik maupun psikis?

Lalu, apa yang sebenarnya membuat seseorang menyukai kucing?

Baca juga: Kucing Jantan Lebih Manja dan Penyayang, Benarkah?

Menurut peneliti dari Washington State University yang mempelajari hubungan dan interaksi antara hewan dan manusia, Dr. Patricia Pendry, salah satu hal yang membuat manusia menyukai kucing adalah perilaku diskriminatif hewan tersebut.

“Respons halus dan agak tidak terduga yang diberikan kucing kepada kita memberi kita persepsi bahwa kita dipilih atau dianggap 'istimewa' saat kucing benar-benar memberikan respons," ujarnya.

"Saya juga percaya bahwa karena respons itu cenderung jarang terjadi, kita bisa terus ingin mengetahui apa yang akan dilakukan kucing,” jelas Pendry, sebgaaimana dikutip dari Medical News Today.

Pendry menambahkan, karena kucing memiliki sifat yang sulit diprediksi, manusia bisa terpikat dan tidak bisa menolak untuk menantikan dengkuran atau sundulan kepala tanda afeksi dari kucing.

Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Frontiers menemukan bahwa kucing akan selalu terlihat lucu karena memiliki fitur yang sama dengan bayi manusia.

Misalnya saja mata bulat besar dan perilakunya yang senang bermain. Belum lagi, kucing sering bersikap lucu, membuatnya terlihat menggemaskan.

Anak kucing yang masih memiliki segudang energi tentu terlihat lucu, terutama saat sedang bermain.

Namun, kucing dewasa juga bisa sangat menghibur dengan perilaku-perilaku uniknya, seperti mengubur makanan.

Baca juga: Kapan Anak Kucing Mulai Belajar Berjalan?

Bagaimana kucing mempengaruhi kesehatan pemiliknya

Saat ini, sudah cukup banyak peneliti yang menemukan bahwa hidup dengan kucing dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan, baik secara fisik maupun mental.

Misalnya, sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Zeenat Qureshi Stroke Research Center, University of Minnesota pada tahun 2019 menemukan, orang yang memelihara kucing memiliki risiko meninggal akibat serangan jantung yang lebih rendah dibanding yang tidak memeliharanya.

Lalu menurut sebuah survei yang dilakukan oleh sebuah badan amal terkait kesejahteraan kucing Cats Protection, 93,7 responden mengaku memiliki mental yang lebih sehat karena memelihara kucing.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau