Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kita Terjerat Pertemanan Toxic? Kenali Tanda-tandanya

Kompas.com - 06/01/2023, 12:50 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Kadang kala, kita terjebak pertemanan toxic tanpa sadar.

Persahabatan seperti ini, faktanya, memberikan lebih banyak kerugian dibandingkan manfaat.

Teman yang seharusnya bisa menjadi pendukung atau memberikan pengaruh positif malah lebih banyak membebani atau berdampak buruk pada hidup kita.

Baca juga: 7 Tanda Ini Buktikan Kamu Terjebak dalam Pertemanan Toxic

Makna pertemanan toxic

Psikiater klinis asal Singapura, Perpetua Neo, DClinPsy mengatakan toxic people adalah seseorang yang secara teratur menunjukkan tindakan dan perilaku yang menyakiti orang lain atau berdampak negatif pada kehidupan orang-orang di sekitar.

"Mereka biasanya menjadi faktor utama dari hubungan beracun itu," ujarnya, dikutip dari MBG.

Dengan dasar ini, pertemanan toxic adalah hubungan dengan orang-orang yang mengaku sebagai teman namun melakukan hal-hal yang secara aktif merugikan kita.

Mereka bukannya menghadirkan sisi terbaik kita namun malah menimbulkan perasaan negatif, ketegangan atau kondisi buruk lainnya.

Neo mengingatkan ada perbedaan antara toxic people dengan tindakan yang beracun.

Baca juga: 5 Kategori Toxic People, Apakah Kamu Termasuk?

Dikatakan sebagai teman yang toxic jika tendensi negatif itu sudah tertanam dalam kepribadian mereka sehingga secara aktif senang menyakit orang lain.

Ada kalanya, seseorang bisa menghadirkan pertemanan toxic meskipun memiliki niat baik seperti hubungan kodependen.

Dengan kata lain, teman yang toxic tidak hanya orang yang diam-diam jahat namun juga memiliki perilaku dan dinamika halus yang merugikan kita.

Tanda-tanda pertemanan toxic

Ada beberapa tanda-tanda yang bisa kenali untuk memahami apakah pertemanan yang terjalin tergolong toxic.

Tidak menghormati batasan

Mereka mengabaikan batasan pribadi kita, sengaja maupun tidak.

Hal ini juga terjadi dalam persahabatan kodependen ketika seorang teman terlalu terikat sehingga tidak mampu mandiri.

"Ketika batas telah hilang, intensitas hubungan satu sama lain dapat meningkat ke tingkat yang tidak sehat bagi kedua individu," kata terapis Anna Marchenko, LMHC, Ed.M.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com