Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Sebab Perdarahan Vagina Usai Seks, Bisa Jadi Tanda Kanker Serviks

Kompas.com - 20/01/2023, 13:01 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perdarahan atau bercak darah pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks dikenal sebagai perdarahan postcoital.

Pendarahan setelah berhubungan seks bisa disebabkan oleh banyak hal seperti siklus haid, kekeringan vagina, peradangan, infeksi, atau masalah serviks.

Sebagian besar waktu, hal ini bukanlah sesuatu yang serius.

Namun, perdarahan setelah berhubungan seks terkadang dapat menandakan masalah yang lebih besar, terutama jika terjadi secara konsisten.

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Vagina yang Perlu Dipahami Perempuan

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Obgyn), Dr Philip Brzozowski, MD, pun menjelaskan beberapa alasan yang lebih umum mengapa pendarahan vagina bisa terjadi setelah berhubungan seks, dan kapan perawatan diperlukan.

Penyebab umum perdarahan setelah berhubungan seks

Perdarahan vagina dapat terjadi jika selaput dara koyak, baik karena hubungan seksual melalui vagina maupun karena hal lainnya.

Ini sebenarnya hal yang normal terjadi, tetapi berbeda dengan perdarahan pascasenggama.

Perdarahan pascasenggama berhubungan dengan sejumlah kondisi yang menular atau tidak menular.

"Dengan penyebab infeksi, kami selalu mengkhawatirkan infeksi saluran kelamin," kata Brzozowski.

"Untuk penyebab non-infeksi, dokter mengkhawatirkan atrofi vagina, servisitis, dan kondisi serviks lainnya," terang dia.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Vagina Tetap Kencang

Berikut ini adalah tujuh penyebab umum dari perdarahan postcoital:

1. Siklus haid

Hal ini mungkin tampak jelas, tetapi sebelum menghubungi dokter, pertimbangkan apakah kita sedang dalam siklus haid atau tidak.

"Jika kita berhubungan seks tepat sebelum atau sesudah haid, hal itu dapat menjelaskan terjadinya pendarahan," ungkap Brzozowski.

Melacak siklus haid dengan kalender juga sangat membantu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu dan memahami lebih jauh tentang apa yang terjadi selama siklus haid.

2. Atrofi atau kekeringan vagina

Sering disebut sebagai kekeringan vagina, atrofi vagina adalah suatu kondisi di mana lapisan vagina menjadi lebih kering dan tipis, biasanya karena kurangnya estrogen.

Orang-orang dari segala usia dapat mengalami atrofi vagina, meskipun paling sering muncul setelah menopause.

"Jika kekeringannya parah, gesekan saat berhubungan intim dapat menyebabkan pendarahan," tutur Brzozowski.

"Menggunakan pelumas saat berhubungan seks dapat membantu, tetapi jika estrogen adalah masalahnya, dokter mungkin merekomendasikan terapi penggantian hormon dalam bentuk pil, sisipan, atau krim untuk menggantikan apa yang sebelumnya hilang," ujar dia.

Baca juga: Kenali, Bermacam Aroma Vagina dan Arti di Baliknya...

3. Servisitis

Servisitis adalah peradangan pada leher rahim, yang sering kali diakibatkan oleh infeksi atau iritasi.

Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan atau perubahan keputihan. Kemungkinan penyebabnya meliputi:

• Penyakit menular seksual, seperti klamidia, gonore, atau trikomoniasis.

• Vaginosis bakteri, atau ketidakseimbangan bakteri yang terjadi secara alami di dalam vagina.

Meskipun ini bukan penyebab utama, terkadang, peradangan sekunder dapat menyebabkan perdarahan setelah berhubungan seks.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com