Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2023, 07:38 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder (OCD) biasanya dikaitkan dengan orang yang senang kebersihan.

Faktanya, seperti dilansir Mayo Clinic, OCD adalah pikiran dan ketakutan tidak diinginkan yang berubah menjadi obsesi, sehingga seseorang melakukan perilaku secara berulang (kompulsi).

Menurut para ahli, OCD sebagian besar berpusat pada tema tertentu, seperti mencuci tangan secara berulang agar terlindung dari kuman.

Untuk meredakan ketakutan akan kontaminasi kuman, kita mungkin secara kompulsif mencuci tangan hingga kulit mati rasa dan pecah-pecah.

Kebiasaan bersih inilah yang kemudian dipandang sebagai gejala OCD. Padahal faktanya tidak selalu demikian.

Baca juga: 6 Tanda Awal Kita Mengalami Gejala Penyakit OCD, Apa Saja?

Ada banyak narasi keliru mengenai OCD yang beredar di masyarakat. Hailie Kallembach, terapis rawat jalan di Nystrom & Associate mencoba untuk menyanggah beberapa mitos OCD ini.

1. Mitos: OCD hanya bentuk kepribadian

Karena kebiasaan bersih dan rapi dikaitkan dengan OCD, maka kebiasaan-kebiasaan tersebut sering disalahartikan sebagai bentuk kepribadian dan kondisi yang dapat dikendalikan.

Memiliki kesenangan akan kebersihan (cleaning complex) adalah ciri kepribadian yang umum, namun tidak dengan OCD.

Orang-orang yang berjuang dengan OCD melakukan perilaku berulang karena kecemasan akan obsesi mereka.

"Mitos umum tentang OCD yaitu gejala OCD merupakan ciri kepribadian, bukan kondisi kesehatan mental," tutur Kallembach.

"Biasanya, individu dengan OCD memahami tindakan mereka tidak memiliki dasar logis."

Meskipun penderita OCD menyadari apa yang mereka lakukan tidak perlu, obsesi atau pikiran yang mengganggu tetap ada, sehingga mengarah pada perilaku kompulsif.

Misalnya, obsesi berupa ketakutan akan kuman dapat menimbulkan perilaku kompulsif seperti mencuci tangan terus-menerus.

2. Mitos: OCD tidak dapat disembuhkan

Memang tidak ada obat untuk gangguan obsesif kompulsif, namun ada perawatan yang bisa membantu penderita OCD mengendalikan gejala.

"OCD dapat ditangani dengan mencari bantuan profesional bersama penerapan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari seperti perhatian dan perawatan diri," kata Kallembach.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com