KOMPAS.com - Masalah rambut rontok pada pria dapat disebabkan oleh genetika, pengaruh obat-obatan tertentu, komplikasi kesehatan, perubahan hormonal hingga stres.
Namun sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kerontokan rambut juga dapat terjadi jika terlalu sering mengonsumsi minuman manis.
Penelitian tersebut meneliti sejumlah efek kandungan gula tambahan pada minuman yang pada akhirnya menimbulkan masalah rambut rontok.
Baca juga: 5 Jenis Vitamin untuk Mencegah Rambut Rontok
Penelitian terbaru yang diterbitkan di awal Januari 2023 menyebutkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara konsumsi minuman manis dan kerontokan rambut pada pria.
Para peneliti melihat hasil survei yang dilaporkan secara mandiri dari 1.028 orang dewasa di China dari 31 provinsi berbeda.
Rata-rata korespondennya adalah pria berusia 18 hingga 45 tahun.
Berdasarkan penelitian itu, ditemukan bahwa hampir setengah peserta (459 orang) melaporkan mengonsumsi minuman manis lebih dari satu porsi dalam sehari.
Kemudian 25 persennya hanya mengonsumsi minuman manis antara empat sampai tujuh kali per minggu, 18,5 persen minum tiga kali dalam seminggu dan 10 persennya sama sekali tidak mengonsumsi makanan manis.
Dari hasil survei itu, para peneliti kemudian mengolah data lain yang menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi minuman manis berlebihan memiliki risiko tinggi mengalami kerontokan rambut.
Peneliti juga menilai bahwa dampak minuman manis dalam memicu rambut rontok itupun terbagi menjadi dua, yaitu dampak langsung dan tidak langsung.
Baca juga: Khasiat Castor Oil untuk Mengatasi Masalah Rambut Rontok, Efektifkah?
Menurut penelitian, jumlah gula yang lebih tinggi di dalam tubuh bisa menyebabkan tingginya konsentrasi glukosa serum.
Kondisi ini dapat menciptakan jalur poliol yang terlalu aktif. Jalur poliol dikenal sebagai tempat di mana glukosa diubah menajdi fruktosa.
Ketika poliol terlalu aktif, maka efeknya bisa berdampak pada kesehatan dan peningkatan risiko diabetes.
Studi juga menyimpulkan bahwa gejala kerontokan rambut dipicu oleh jalur poliol yang terlalu aktif.
Namun studi ini bukanlah pertama kali yang menelaah dampak gula pada kasus kerontokan rambut.