KOMPAS.com - Masalah jerawat tidak hanya muncul akibat kotoran yang tersumbat di pori-pori wajah, tapi juga karena perubahan hormon.
Masalah kesehatan kulit yang satu ini biasanya dikatakan sebagai jerawat hormonal.
Jerawat hormonal mengacu pada jenis peradangan kulit tertentu yang kebanyakan dialami oleh orang dewasa.
Kondisi tersebut disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormon yang memicu produksi sebum lebih tinggi.
Dengan meningkatnya produksi sebum, kulit mengalami berbagai perubahan, seperti mulai menunjukkan aktivitas sel kulit yang berfluktuasi, peradangan, dan juga jerawat Propionibacterium, yang disebabkan oleh kolonisasi folikel rambut.
Baca juga: Meminum Kopi dapat Menyebabkan Jerawat, Benarkah?
Jerawat hormonal dapat terjadi ketika tubuh mengalami ketidakseimbangan hormon seperti estrogen dan progesteron.
Tak heran jika wanita di fase seperti menstruasi, kehamilan, PCOD, dan pubertas seringkali muncul jerawat meski kita sudah merasa rutin memerhatikan kebersihan wajah.
Biasanya jerawat hormonal juga sering muncul di daerah seperti hidung, dagu, dahi, garis rahang, pipi, leher, punggung, dan bahu.
Dalam mengatasinya pun tidak cukup diberikan obat topikal yang bisa mengurangi tingkat peradangan, tapi juga perlu perbaikan dari dalam tubuh.
Melansir laman Healthshots, berikut cara mengatasi masalah jerawat hormonal.
Siapa sangka bahwa pil kontrasepsi atau pil kb dapat dimanfaatkan sebagai obat jerawat, khususnya yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon.
Pil kb ini dapat menargetkan komponen hormonal tertentu agar lebih seimbang sehingga bisa membantu mengurangi tingkat peradangan di kulit.
Terutama pada pil kb dengan drospirenone, norgestimate dan norethindrone yang membantu tubuh dalam menjaga fluktuasi hormonal selama ovulasi.
Namun dalam penggunaan pil kb untuk mengatasi jerawat hormonal diperlukan konsultasi dokter karena kemungkinan ada efek samping hingga reaksi yang berbeda pada setiap wanita.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Jerawat di Usia Dewasa yang Disarankan Ahli