Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Mengasuh anak bukanlah perkara mudah. Pasalnya, pekerjaan ini harus dilakukan seumur hidup. Jika tak menggunakan metode yang tepat, orangtua pun berisiko gagal membesarkan anak-anak mereka.
Setiap orangtua tentu saja memiliki pola asuh andalannya masing-masing. Namun, ada beberapa pola asuh yang sebaiknya tak diterapkan untuk mendidik anak.
Informasi ini dijelaskan dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Pola Asuh yang Baik untuk Membentuk Anak” dengan tautan akses bit.ly/OMMPolaAsuhBaik.
Secara harfiah, ada empat gaya pengasuhan yang mayoritas dilakukan orangtua di seluruh dunia. Mengutip Very Well Family, berikut adalah empat tipe pengasuhan tersebut.
Orangtua dengan pola asuh ini mengedepankan kepatuhan pada anak. Orangtua otoriter kerap membatasi anak dengan tak mengizinkan mereka untuk terlibat dalam tantangan atau hambatan pemecahan masalah.
Sebaliknya, orangtua dengan tipe ini sering membuat aturan dan menegakkan konsekuensinya. Misalnya, saat anak mendapatkan nilai yang jelek, orangtua akan memberikan hukuman pada mereka.
Baca juga: 4 Tanda Kamu Berada di Keluarga Toxic
Meski terdengar menyeramkan, anak hasil didikan orangtua otoriter akan jadi pribadi yang taat aturan. Akan tetapi, pola asuh ini juga berisiko memunculkan sifat agresif hingga berbohong anak karena tertekan dengan peraturan yang dibuat orangtua.
Orangtua dengan pola asuh ini menyeimbangkan antara aturan dan pendapat anak-anak. Mereka juga akan memvalidasi perasaan sang anak, sekaligus memperjelas bahwa orangtua tetap memegang kendali atas kehidupan anak.
Para ahli setuju bahwa pola asuh ini adalah yang paling sehat karena orangtua dinilai telah menginvestasikan waktu dan energi untuk mencegah masalah sikap atau sifat anak di masa depan. Orangtua otoritatif juga tak akan segan memberikan pujian atau penghargaan.
Anak-anak dengan orangtua otoritatif kemungkinan besar akan menjadi orang yang bertanggung jawab dan berani mengungkapkan pendapat serta perasaan mereka.
Orangtua permisif biasanya lebih berperan sebagai teman dengan sang anak. Mereka sering mendorong anak-anak untuk berbicara, tetapi tak diimbangi dengan masukan atas pendapat mereka. Pendek kata, mereka membebaskan segala keputusan anak.
Baca juga: Uninvolved Parenting, Ketika Orangtua Lalai Mengasuh Anak
Anak dengan pola asuh ini akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang menghargai aturan. Selain itu, mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan karena kurangnya kontrol dan nasihat orangtua.
Orangtua dengan pola asuh ini mengharapkan anak-anak untuk membesarkan diri mereka sendiri. Mereka tidak mencurahkan banyak waktu atau tenaga untuk memenuhi kebutuhan dasar anak-anak.
Biasanya disebabkan oleh perasaan kelelahan dalam pekerjaan atau mengurus rumah tangga.