Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

4 Tipe Pola Asuh Anak, Mana Lebih Baik?

Kompas.com - 09/02/2023, 11:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Mengasuh anak bukanlah perkara mudah. Pasalnya, pekerjaan ini harus dilakukan seumur hidup. Jika tak menggunakan metode yang tepat, orangtua pun berisiko gagal membesarkan anak-anak mereka.

Setiap orangtua tentu saja memiliki pola asuh andalannya masing-masing. Namun, ada beberapa pola asuh yang sebaiknya tak diterapkan untuk mendidik anak.

Informasi ini dijelaskan dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Pola Asuh yang Baik untuk Membentuk Anak” dengan tautan akses bit.ly/OMMPolaAsuhBaik.

Secara harfiah, ada empat gaya pengasuhan yang mayoritas dilakukan orangtua di seluruh dunia. Mengutip Very Well Family, berikut adalah empat tipe pengasuhan tersebut.

1. Pola Asuh Otoriter

Orangtua dengan pola asuh ini mengedepankan kepatuhan pada anak. Orangtua otoriter kerap membatasi anak dengan tak mengizinkan mereka untuk terlibat dalam tantangan atau hambatan pemecahan masalah.

Sebaliknya, orangtua dengan tipe ini sering membuat aturan dan menegakkan konsekuensinya. Misalnya, saat anak mendapatkan nilai yang jelek, orangtua akan memberikan hukuman pada mereka.

Baca juga: 4 Tanda Kamu Berada di Keluarga Toxic

Meski terdengar menyeramkan, anak hasil didikan orangtua otoriter akan jadi pribadi yang taat aturan. Akan tetapi, pola asuh ini juga berisiko memunculkan sifat agresif hingga berbohong anak karena tertekan dengan peraturan yang dibuat orangtua.

2. Pengasuhan Otoritatif

Orangtua dengan pola asuh ini menyeimbangkan antara aturan dan pendapat anak-anak. Mereka juga akan memvalidasi perasaan sang anak, sekaligus memperjelas bahwa orangtua tetap memegang kendali atas kehidupan anak.

Para ahli setuju bahwa pola asuh ini adalah yang paling sehat karena orangtua dinilai telah menginvestasikan waktu dan energi untuk mencegah masalah sikap atau sifat anak di masa depan. Orangtua otoritatif juga tak akan segan memberikan pujian atau penghargaan.

Anak-anak dengan orangtua otoritatif kemungkinan besar akan menjadi orang yang bertanggung jawab dan berani mengungkapkan pendapat serta perasaan mereka.

3. Pola Asuh Permisif

Orangtua permisif biasanya lebih berperan sebagai teman dengan sang anak. Mereka sering mendorong anak-anak untuk berbicara, tetapi tak diimbangi dengan masukan atas pendapat mereka. Pendek kata, mereka membebaskan segala keputusan anak.

Baca juga: Uninvolved Parenting, Ketika Orangtua Lalai Mengasuh Anak

Anak dengan pola asuh ini akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang menghargai aturan. Selain itu, mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan karena kurangnya kontrol dan nasihat orangtua.

4. Pengasuhan yang Tidak Terlibat

Orangtua dengan pola asuh ini mengharapkan anak-anak untuk membesarkan diri mereka sendiri. Mereka tidak mencurahkan banyak waktu atau tenaga untuk memenuhi kebutuhan dasar anak-anak.

Biasanya disebabkan oleh perasaan kelelahan dalam pekerjaan atau mengurus rumah tangga.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com