Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Melahirkan Caesar atau Normal? Ini yang Harus Dipertimbangkan

Kompas.com - 06/04/2023, 14:34 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Jumlah persalinan caesar terus meningkat hingga mencapai 21 persen di level global.

Tren serupa juga terjadi di Indonesia, dibuktikan dengan tingkat persalinan dengan operasi tersebut naik dua kali lipat dalam lima tahun.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, persalinan caesar yang mencapai 8,2 persen di tahun 2013 melonjak menjadi 17,6 persen di tahun 2018.

Baca juga: Apakah Operasi Caesar Menyakitkan? Ini Fakta yang Sebaiknya Dipahami

Persalinan caesar atau normal, mana yang terbaik?

Ada banyak hal yang menyebabkan seorang ibu menempuh persalinan secara caesar baik karena indikasi klinis maupun non klinis.

Namun hal yang harus dipertimbangkan adalah persalinan caesar memiliki konsekuensi kesehatan jangka pendek maupun panjang bagi ibu dan anak.

"Kelahiran normal tetap terbaik karena dampak caesar cukup banyak," kata Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, dalam webinar bertajuk "Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Lahir Caesar", kemarin.

Baca juga: Perbedaan Melahirkan Metode ERACS dan Operasi Caesar Konvensional

Webinar Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Lahir CaesarDanone Webinar Kunci Kesehatan Jangka Panjang Anak Lahir Caesar

Salah satunya karena anak yang lahir dengan metode caesar akan mengalami ketidakseimbangan mikrobiota dalam ususnya dengan jumlah bakteri baik lebih sedikit dan bakteri merugikan lebih banyak.

"Perbedaan jalur lahir memengaruhi komposisi mikrobiota saluran cerna," tambah dr Ariani.

Kondisi ini lalu mengakibatkan disbiosis usus yang berisiko memicu masalah kesehatan lain pada anak, terutama pada imunitas, alergi, serta pertumbuhan dan perkembangan anak.

Baca juga: Bakteri di Usus Bayi Ditentukan Cara Persalinannya

Meski demikian, Dokter Ariani mengatakan ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk mengoptimalkan kesehatan usus anak khususnya keseimbangan mikrobiota.

"Pemberian ASI eksklusif adalah cara terbaik untuk menyeimbangkan profil mikrobiota," katanya.

Tak hanya mengandung zat gizi makro dan mikro, ASI juga mengandung sinbiotik yang merupakan sinergi prebiotik dan probiotik.

Kandungan tersebut bermanfaat membentuk sistem imun yang baik sehingga bisa berinteraksi dengan bakteri saluran cerna.

Dokter Ariani mengajurkan untuk segera memberikan ASI kepada bayi untuk merestorasi kerugian akibat persalinan caesar.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Manfaat Ajaib ASI terhadap Kesehatan Usus Bayi

Kampanye C-section Awareness Month dari Danone

Demi kesehatan anak, setiap orangtua perlu meningkatkan pemahamannya agar bisa mempertimbangkan secara matang metode persalinan yang akan ditempuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com