Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Gaya Parenting untuk Mencegah Anak Jadi Pelaku Kekerasan

Kompas.com - Diperbarui 27/05/2023, 14:35 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Psychalive

 

KOMPAS.com - Kasus kekerasan Mario Dandy hingga yang terbaru Aditya Hasibuan, anak dari AKBP Achiruddin Hasibuan memberikan pelajaran penting untuk orangtua.

Tak hanya menghujani anak dengan kasih sayang dan materi namun juga pendidikan agar menjadi pribadi yang jauh dari kekerasan.

Dikutip dari Psychalive, kekerasan adalah hasil dari kombinasi faktor biologis, sosial, dan psikologis, terutama yang meningkatkan keterpaparan terhadap kerentanan, rasa malu, dan penghinaan.

Baca juga: Kasus Mario Dandy; Mengapa Anak Muda Suka Merekam Aksi Kekerasan?

Kita bisa mencegah anak menjadi pelaku kekerasan dengan membuat mereka merasa aman, diperhatikan, dan terhubung.

Tentunya sembari memastikan anak memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang sehat dan realistis.

Cara mencegah anak menjadi pelaku kekerasan

Orangtua perlu memastikan anak jauh dari kekerasan sejak dini agar tidak menjadi pelakunya di kemudian hari.

Ada beberapa hal yang perlu diterapkan dalam pola pengasuhan yang kita terapkan, seperti uraian berikut ini.

Membentuk keterikatan

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak membutuhkan minimal lima orang dewasa yang peduli untuk membantu mereka tumbuh bahagia dan sehat.

Bukan hanya orangtua namun juga om, tante, kakek-nenek, guru atau teman keluarga yang bisa menjadi panutan.

Baca juga: Pelaku Bullying di Bawah Umur Berpotensi Lakukan Kekerasan Saat Dewasa

Dorong orang-orang yang baik hati, penyayang, dan beretika untuk hadir dalam kehidupan buah hati kita sejak awal.

Mengembangkan hati nurani

Orangtua bisa melakukan hal ini dengan beberapa langkah antara lain:

  • Menjadi selaras dengan anak
  • Tidak melakukan kekerasan terhadap anak atau di depan mereka
  • Memberikan dasar yang aman dan nyaman bagi mereka
  • Minta maaf atau memperbaiki kesalahan yang kita perbuat

Orangtua yang mengakui dan meminta maaf secara terbuka atas kesalahan membuktikan sikap manusiawi yang juga membutuhkan kepedulian dan perhatian.

Mengembangkan empati

Ilustrasi orangtua sedang bermain dengan anaknya.DOK. Tanoto Foundation Ilustrasi orangtua sedang bermain dengan anaknya.
Jadikan anak sebagai pribadi yang penuh empati.

Misalnya dengan mintalah anak untuk menjelaskan bagaimana perasaannya saat dipukul.

Bayangan rasa sakit yang dialami bisa membantu mereka merasakan kasih sayang dan simpati sambil memahami apa artinya menyakiti seseorang.

Baca juga: Ajarkan Empati pada Anak Berpengaruh pada Kecerdasan Emosional

Halaman:
Sumber Psychalive
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com