Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Mewujudkan Keinginan dengan “Law of Attraction”

Kompas.com - 19/05/2023, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Law of attraction adalah hukum yang terjadi saat manusia menginginkan atau tidak menginginkan sesuatu. Dengan kekuatan pikiran, setiap orang dapat mewujudkan keinginannya.

Eddie Mullins dalam bukunya yang berjudul The Process of the Law of Attraction and The Third Law, Law of Allowing (2008), mengatakan bahwa hukum tarik menarik merupakan salah satu konsep yang digunakan untuk menghubungkan ilmu fisik, psikologi, dan spiritual.

Lantas, apakah law of attraction benar-benar ampuh? Hal ini pun menjadi pembahasan dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Seampuh Apa Law of Attraction?”, dengan tautan akses dik.si/AnyJiwLoA.

Law of Attraction, Mewujudkan Pikiran

Jack Canfield dan D.D Watkins dalam buku Kunci Menuju Kebahagiaan Sejati (2008), beranggapan bahwa hukum tarik menarik adalah hukum yang paling kuat di alam semesta.

Law of attraction adalah kepercayaan atau keyakinan bahwa alam semesta menciptakan dan menyediakan sesuatu yang menjadi fokus pikiran setiap orang. Ketika seseorang memikirkan hal positif, maka hal positif akan terjadi.

Baca juga: Manfaat Berbicara dengan Diri Sendiri

Rhonda Byrne, salah satu orang yang mempopulerkan hukum ini, menjelaskan bahwa hal itu berjalan dengan hukum alam like attracts like. Hukum itu menyatakan bahwa kecenderungan suatu hal akan menarik hal lainnya yang memiliki kesamaan dengannya.

Dengan kata lain, law of attraction menyatakan bahwa dengan berfokus pada apa yang ingin dicapai, akan membuat hal tersebut dapat terwujud.

Prinsip-prinsip Law of Attraction

1. Like Attracts Like

Menurut prinsip ini, suatu hal akan menarik hal lain yang serupa. Ketika kamu menginginkan sesuatu dan memberi energi positif terhadap hal tersebut, yang akan didapat adalah hal positif.

Ketika menginginkan sesuatu, manusia merupakan magnet yang memancarkan frekuensi tertentu, kemudian akan menarik sesuatu yang memiliki frekuensi sama.

2. Semesta Tak Menyukai Kehampaan

Nature abhors a vacuum merupakan prinsip yang menyatakan bahwa dalam semesta tidak ada ruangan yang bisa tetap dalam kondisi kosong.

Begitu pun dalam diri manusia, pikiran manusia tidak akan pernah kosong. Oleh karena itu, Manusia harus menghilangkan pikiran negatif agar dipenuhi oleh pikiran positif.

3. Fokus pada Hari Ini

Prinsip law of attraction adalah fokus pada apa yang sedang dihadapi saat ini. Pasalnya, selalu ada hal-hal yang berada di luar kendali manusia, seperti hal-hal yang belum terjadi di masa depan. Oleh karena itu, fokuslah untuk menjalani hari ini.

Cara Melatih Law of Attraction

Lantas, bagaimana cara menerapkan law of attraction? Mengutip Gramedia, berikut adalah lima hal yang perlu dilakukan untuk mempraktikkan hukum tarik-menarik.

1. Berpikir Positif

Pada dasarnya, law of attraction dapat terwujud dengan memikirkan hal-hal positif. Hukum ini percaya bahwa kita dapat mewujudkan sesuatu yang diinginkan dengan sugesti positif.

Baca juga: Sering Alami Kemacetan? Waspada Traffic Stress Syndrome

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com