Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

7 Peran yang Bisa Dimainkan Anak Muda, Anda yang Mana?

Kompas.com - 23/05/2023, 10:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

CORETTA Scott King, seorang aktivis, penulis, dan istri dari Martin Luther King Jr mengatakan, “The failure to invest in youth reflects a lack of compassion and a colossal failure of common sense.”

Usia muda, bagi saya, merupakan masa saat kita memiliki energi dan semangat membara untuk bisa lebih berdampak. Usia muda adalah saat tidak begitu banyak pertimbangan ketika ingin menciptakan inovasi.

Karena itu, anak muda perlu memanfaatkan usianya sebaik mungkin untuk mengambil peran di masyarakat. Menurut saya, ada tujuh peran yang bisa anak muda ambil untuk mengisi ruang-ruang publik dengan karya dan dampak positif.

Baca juga: Menilik Peran Pemuda dalam Arah Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia

Social Caregiver

Di Indonesia, masih banyak orang belum beruntung, khususnya dalam hal pekerjaan. Menurut data Badan Pusat Stastistik (BPS) tahun 2022, sebanyak 5,86 persen atau lebih dari 8,42 juta orang sedang kesulitan mencari pekerjaan.

Kita melihat orang-orang di pinggir jalan yang meminta-minta, anak-anak yang rela mengecat tubuhnya dengan cat perak hanya agar bisa makan. Fenomena ini bisa menjadi alasan bagi anak muda untuk melakukan gebrakan.

Gebrakan tersebut bisa dalam berbagai bentuk, misalnya memberikan pelatihan gratis atau dengan biaya terjangkau agar masyarakat bisa lebih berdaya. Anak muda juga dapat menciptakan lapangan kerja yang bisa berkontribusi dalam mengurangi pengangguran.

Menurut Buheji & Ahmed (2017), kreativitas dan jiwa muda sangat penting untuk menciptakan kondisi sosial-ekonomi yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian. APJ Abdul Kalam, mantan presiden India mengatakan, “The youth need to be enabled to become job generators from job seekers.”

Anak muda harus menjadi engine of growth, punya dampak sosial di masyarakat, dan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya. Odoh & Eme (2014) menegaskan, berkembangnya atau hancurnya masyarakat ada di tangan anak muda. Dengan terus mengembangkan kemampuan dan kapabilitas, anak muda dapat menjadi social caregiver bagi lingkungan sekitarnya.

History Maker

Dalam sejarah Indonesia, anak muda adalah penentu arah bangsa. Setiap wacana dan tindakan anak muda mengarah pada perubahan besar.

Tahun 1920-an, Bung Karno mendirikan dan memimpin Partai Nasional Indonesia (PNI) di usia 26 tahun. Bung Hatta memimpin Perhimpunan Indonesia di usia 25 tahun. Tahun 1998, mahasiswa/i memimpin gerakan reformasi untuk menggulingkan Presiden Soeharto.

Baca juga: 7 Anak Muda Indonesia Masuk Daftar Forbes 30 Under 30, Siapa Saja?

Sejarah membuktikan, anak muda adalah pelaku sejarah. Menurut penjelasan Yatun Sastramidjaja, Asisten Profesor Departemen Antropologi di Universitas Amsterdam, yang dikutip dari The Conversation, anak muda adalah wujud dari era baru yang progresif dan Indonesia yang lebih baik.

Anak muda punya tanggung jawab untuk memimpin perjuangan yang sedang berlangsung untuk masa depan yang lebih baik. Karena itu, anak muda yang hidup di era sekarang harus meneruskan obor kepemimpinan dan cita-cita bangsa Indonesia. Sekarang ini, ada banyak jalan bagi anak muda untuk menorehkan tinta sejarah berkat kemajuan teknologi.

Peluangnya terbuka lebar bagi anak muda di kalangan atau posisi sosial manapun, sehingga siapapun bisa memberikan dampak untuk bangsa. Anak muda bisa berkontribusi membuat konten, membuat komunitas, bahkan berwirausaha. Tinggal memilih kontribusi apa yang ingin diberikan dan di sektor apa.

Innovation Creator

Menurut Alfian (2022), anak muda harus jeli melihat masalah sehingga dari situ bisa menemukan celah untuk membuat suatu karya atau solusi yang bermanfaat bagi lingkungannya. Anak muda dapat menciptakan inovasi apabila mampu mengeksplorasi celah yang ada menjadi sebuah peluang.

Indonesia menghadapi banyak tantangan yang mengharuskan penyelesaian inovatif. Menurut riset dari Indikator Politik Indonesia tahun 2023, ada tiga masalah utama yang perlu kita selesaikan bersama, yaitu mengendalikan harga pokok (36,9 persen), penciptaan lapangan pekerjaan (17,7 persen), dan pengurangan kemiskinan (10,6 persen).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com