KOMPAS.com - Media sosial kerap dihebohkan kasus penyebaran video asusila atau video intim non-konsensual. Kasus seperti itu bisa menimpa siapa saja, baik masyarakat biasa maupun artis.
Salah satu yang baru terjadi adalah penyebaran video asusila yang menyangkut anak seorang musisi.
Video asusila AD (24) disebarkan oleh mantan kekasihnya sendiri, melalui media sosial X. Motifnya adalah sakit hati karena AD memutuskan mengakhiri hubungan mereka.
Baca juga: Jadi Korban Penyebaran Video Asusila, Segera Lakukan 5 Langkah Ini
Lalu, apa yang harus dilakukan jika kita menjadi korban penyebaran video asusila?
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah mengumpulkan sebanyak mungkin bukti dan menyimpannya.
Menurut Komisioner Komnas Perempuan Rainy Hutabarat, setelah mengumpulkan bukti, sebaiknya korban segera memutus hubungan dengan pelaku.
"Memutuskan kontak dengan pelaku melalui deaktivasi akun digital untuk sementara waktu dan memblokir akun pelaku," ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Rabu (14/8/24).
Mengapa harus memutus kontak dengan pelaku? Hal tersebut dilakukan untuk menghindari ancaman yang dilakukan oleh pelaku.
"Tubuh korban disandera oleh pelaku untuk memaksa korban melakukan hal yang diinginkan oleh pelaku," ujar Rainy.
Dengan melakukan itu, pelaku menunjukkan pada korban, bahwa pelaku berkuasa di atas korban dan menggunakan video asusila sebagai senjatanya.
Baca juga: Ramai Kasus Penyebaran Video Asusila, Apa Alasan Pelaku Penyebaran?
Permintaan pelaku bisa apa saja, seperti mengancam korban untuk tidak melapor, memaksa korban tidak memutus hubungan, memaksa korban melakukan aktivitas intim dengannya, atau bahkan memeras korban.
Memutus kontak dengan pelaku diperlukan untuk menghindari anacaman-ancaman seperti itu.
Menurut Ellen Kusuma dan Justicia Avila Veda dalam Panduan Sigap Hadapi Penyebaran Kontem Intim Non Konsensual (2020), menuruti kehendak pelaku biasanya tidak akan menghentikan intimidasi karena pelaku akan terus melakukannya.
Jika korban menuruti apa yang dikatakan pelaku, tidak berarti pelaku akan menghapus video tersebut dan berhenti.
Pelaku justru cenderung akan mengulangi hal yang sama, sehingga korban terjebak dalam kuasa pelaku.
Padahal, korban penyebaran video asusila tentu mengalami banyak tekanan. Terjebak dalam kuasa pelaku hanya akan memperburuk keadaan.
Oleh karena itu, penting bagi korban untuk segera mencari dukungan sosial, mengumpulkan bukti, dan memutuskan hubungan sepenuhnya dengan pelaku.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarangLihat postingan ini di Instagram