Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Terlambat, Deteksi Dini Risiko Stroke dengan "Brain Check-Up"

Kompas.com, 26 Oktober 2024, 14:33 WIB
Silmi Nurul Utami,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stroke adalah salah satu kondisi medis yang paling menakutkan, terutama bagi orang-orang yang memasuki usia lanjut. 

Jika stroke sudah menyerang, ada kemungkinan terjadi kecacatan yang menurunkan kualitas hidup bahkan kematian. Oleh sebab itu, penting untuk mencegah stroke sebelum terjadi. 

Apalagi, seiring bertambahnya usia, risiko terkena stroke meningkat secara signifikan. 

Menurut Dokter Spesialis Saraf sekaligus Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional Jakarta Mursyid Bustami, sebaiknya dilakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kemungkinan stroke sedini mungkin. 

"Jadi sudah disarankan sekarang ini bukan hanya check up saja, kalau kami di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional itu ada namanya brain check-up," ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (23/10/2024).

Baca juga: Rutin Olahraga Bisa Mencegah Stroke, Berapa Durasi yang Dianjurkan?

Brain check-up adalah pemeriksaan dalam rangka mencegah penyakit-penyakit yang berkaitan dengan persarafan, terutama stroke. 

Dilansir dari Sehat Negeriku, rangkaian pemeriksaan brain check-up terdiri dari pemeriksaan fisik, fisik neurobehaviour, pemeriksaan fisik jantung, pemeriksaan kardiografi, EKG dan treadmil, pemeriksaan neuroofthalmologi, pemeriksaan EEG dan pulmonologi, pemeriksaan lab (kekentalan darah, kolesterol, gula darah), rontgen thorax, serta pemeriksaan CTA. 

Dari serangkaian pemeriksaan tersebut, dapat diketahui jika ada kelainan kesehatan, termasuk risiko terjadinya stroke. 

Pasalnya, tidak menutup kemungkinan, seseorang yang berada dalam kondisi sehat ternyata memiliki risiko stroke yang cukup tinggi. 

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Stres Dapat Meningkatkan Risiko Stroke

Dengan demikian, jika dari pemeriksaan didapatkan bahwa seseorang memiliki risiko stroke maka dapat dilakukan upaya pencegahan agar stroke tidak terjadi.

"Kalau misalnya selama ini merasa sehat-sehat saja ternyata ada darah tinggi, kemudian ada kolesterol tinggi atau mungkin dari brain check-up ada penyempitan pembuluh darah ke otak. Nah, ini kan bisa dilakukan upaya untuk mencegah jangan sampai stroke," tutur Mursyid.

Hal ini bisa mencegah kecacatan akibat stroke yang nantinya memengaruhi kualitas hidup seseorang. 

"Dengan brain check-up itu, tentunya kita bisa saring ini orangnya berisiko terjadi stroke sehingga bisa diintervensi lebih awal," tutup Mursyid.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau