Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan karena Tak Sayang, Ini 5 Alasan Anak Titipkan Orangtua di Panti Jompo

Kompas.com, 15 Juli 2025, 08:05 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Di tengah budaya masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, menempatkan orangtua yang sudah lanjut usia (lansia) ke panti jompo kadang dianggap sebagai bentuk pengabaian atau kurangnya kasih sayang dari anak kepada orangtua.

Namun, menurut Psikolog Meity Arianty, anggapan tersebut tidak selalu tepat. Banyak keluarga mengambil keputusan ini justru karena mempertimbangkan kesejahteraan dan keselamatan lansia.

“Keluarga atau anak yang menitipkan orangtuanya ke panti jompo biasanya dilandasi oleh berbagai alasan, jadi bukan semata-mata karena kurangnya kasih sayang,” jelas Meity saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (10/7/2025).

Baca juga: Tak Melulu Negatif, Ini 6 Manfaat Tinggal di Panti Jompo

Berikut ini beberapa alasan yang umum melatarbelakangi keputusan anak mengirim orangtua ke panti jompo.

5 Alasan anak titipkan orangtua di panti jompo

1. Orangtua membutuhkan perawatan intensif dan profesional

Tidak semua keluarga memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan medis harian, terutama jika orangtua mengalami gangguan fisik, pikun, atau penyakit kronis.

“Biasanya adanya ketidakmampuan untuk memberikan perawatan intensif, terutama jika orang tua memiliki kondisi medis yang membutuhkan perhatian profesional,” kata dia.

Di panti jompo, lansia bisa mendapatkan pengawasan medis rutin serta bantuan dari tenaga profesional yang terlatih.

2. Anak menghadapi tuntutan pekerjaan dan keterbatasan waktu

Kehidupan modern menuntut mobilitas dan waktu kerja yang tinggi. Akibatnya, banyak anak tidak bisa selalu mendampingi orangtuanya di rumah.

“Adanya tuntutan pekerjaan dan kehidupan modern yang menyulitkan keluarga atau anak untuk selalu hadir secara fisik,” ujar Meity.

Ketika tidak bisa hadir secara penuh, menitipkan orangtua di tempat yang aman dan terawat bisa menjadi pilihan realistis.

Baca juga: Putri Patricia Bicara Hari Tua, Mengapa Banyak Lansia Pilih Tinggal di Panti Jompo?

3. Demi keselamatan dan kenyamanan lansia

Beberapa keluarga memilih panti jompo demi memastikan lansia hidup di lingkungan yang aman, nyaman, dan sesuai kebutuhan fisiknya.

“Ada juga beberapa kasus dibuat demi keselamatan dan kenyamanan orangtuanya atau lansia, karena panti jompo menyediakan lingkungan yang lebih aman dan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan lansia,” jelas Meity.

Sebagai contoh, adanya fasilitas khusus lansia seperti kamar mandi anti-slip, jadwal makan dan minum teratur, serta staf pendamping 24 jam.

4. Keinginan orangtua untuk lebih mandiri

Tidak jarang, keputusan tinggal di panti jompo justru datang dari orangtua sendiri. 

Beberapa lansia merasa lebih tenang dan tidak ingin menjadi beban bagi anak-anaknya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau