Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
KOMPAS.com - Pendidikan anak usia dini (PAUD) sering dipandang hanya bergantung pada kualitas guru, kurikulum, atau fasilitas sekolah.
Namun, menurut praktisi pendidikan dari Sekolah Mutiara Ibu di Purworejo sekaligus anggota Early Childhood Education and Development (ECED) Council Sisilia Mariati, kunci PAUD sesungguhnya terletak pada sinergi yang terbangun antara satuan PAUD dan orangtua.
“Pendidikan anak usia dini tidak bisa berhasil jika rumah dan sekolah berjalan sendiri-sendiri. Anak butuh irama yang selaras antara guru dan orangtuanya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/8/2025).
Sisilia menjelaskan bahwa bagi orangtua, pendidikan adalah investasi jiwa, bukan sekadar proses formal.
Mereka datang ke satuan PAUD dengan harapan besar agar anak mendapatkan stimulasi optimal dan tumbuh menjadi pribadi yang membanggakan.
Baca juga: Stimulasi Anak Usia Dini Bergantung pada Sinergi Keluarga dan Layanan PAUD
“Bagi orangtua, pendidikan adalah investasi jiwa. Mereka ingin setiap langkah kecil anak, entah menyapa guru, mencoba permainan baru, atau berbagi mainan, menjadi kebanggaan dan cermin nilai yang ditanamkan di rumah,” jelas Sisilia.
Meski demikian, pengalaman Sisilia selama lebih dari dua dekade berkecimpung di dunia PAUD menunjukkan bahwa harapan besar tersebut tidak selalu berjalan mulus.
Satuan PAUD kerap menjalankan “paket” program stimulasi, sementara orangtua memiliki pola asuh berbeda.
Akibatnya, muncul jarak komunikasi, perbedaan pola asuh, miskomunikasi, atau bahkan rasa saling menyalahkan jika perkembangan anak tidak sesuai harapan.
Baca juga: 5 Manfaat Membaca Nyaring untuk Perkembangan Anak, Orangtua Wajib Tahu
Kesadaran atas pentingnya sinergi orangtua dan PAUD mendorong sejumlah PAUD, termasuk Sekolah Mutiara Ibu di Purworejo, untuk merancang pola interaksi yang lebih terstruktur dengan orangtua.
Inisiatif seperti kelas orangtua, pertemuan paguyuban, kegiatan tematik keluarga, hingga forum diskusi tatap muka kini rutin dilaksanakan.
“Ketika orangtua merasa didengar, dihargai, dan dilibatkan, stimulasi pendidikan di sekolah akan lebih mudah diteruskan di rumah. Dampaknya nyata bagi tumbuh kembang anak,” kata Sisilia.
Riset dari berbagai negara menunjukkan bahwa keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak terbukti meningkatkan prestasi akademik, kemampuan sosial, hingga motivasi belajar.
Baca juga: Memaknai Kemerdekaan dari Perspektif Pendidikan Anak Usia Dini
Anak usia dini yang mendapatkan stimulasi konsisten dari rumah dan sekolah memiliki fondasi kognitif, sosial-emosional, bahasa, serta motorik yang lebih kuat.
“Pada akhirnya, keberhasilan pendidikan anak usia dini lahir dari sinergi tulus antara rumah dan sekolah. Saat keduanya menyatu, anak-anak tumbuh dengan fondasi kuat untuk menghadapi masa depan,” tegas Sisilia.