Penulis
KOMPAS.com - Helena Hafþórsdóttir O’Connor, Miss Universe Islandia 2025, baru saja mundur dari ajang Miss Universe 2025.
Perempuan 20 tahun ini dikenal sebagai pribadi yang gigih dan peduli terhadap kesehatan mental.
"Apa yang paling saya perjuangkan adalah kesehatan mental dan kepercayaan diri. Setelah berjuang dengan kecemasan yang besar, sangat penting ada organisasi yang kuat yang menyediakan edukasi dan bantuan bagi mereka yang membutuhkannya," ujarnya dalam wawancara bersama Visir, dikutip Senin (10/11/2025).
Selain menjalani kesibukan sebagai mahasiswa psikologi, ia juga bekerja sebagai manajer sekaligus barista di kafe Te og Kaffi.
Baca juga: Miss Jerman dan Miss Islandia Mundur dari Miss Universe 2025, Ada Apa?
Miss Universe Islandia 2025, Helena O'Connor yang mengundurkan diri dari Miss Universe 2025.Ia mulai dinobatkan sebagai Ungfrú Ísland 2025 (Miss Universe Iceland 2025) pada 3 April 2025.
Meski berprestasi di tingkat nasional, Helena kemudian memutuskan untuk mundur dari ajang Miss Universe 2025 yang digelar di Thailand karena alasan kesehatan.
Namun tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai kondis kesehatannya yang membuatnya memilih untuk mundur.
"Namun, kami dengan sedih mengumumkan bahwa, karena alasan pribadi, dia telah membuat keputusan sulit untuk mengundurkan diri dari kompetisi Miss Universe di Thailand. Kami mendoakan yang terbaik untuk semua peserta," tulis akun Instagram Miss Universe Islandia @missicelandorg.
Keputusan ini menegaskan bahwa di balik mahkota dan sorotan panggung, terdapat pertimbangan manusiawi yang mendalam.
Baca juga: Diana Fast, Miss Germany 2025 yang Pilih Mundur dari Miss Universe Demi Keluarga
Miss Universe Islandia 2025, Helena O'Connor, memutuskan untuk mengundurkan diri dari kompetisi Miss Universe 2025 yang sedang digelar di Bangkok, Thailand, karena alasan kesehatan.Helena berasal dari pulau kecil Viðey, dekat Reykjavík, Islandia.
Saat dinobatkan sebagai pemenang, usianya sekitar 20 tahun.
Di balik citra ratu kecantikan, Helena adalah mahasiswa jurusan psikologi di Universitas Reykjavík dan aktif bekerja paruh waktu sebagai manajer shift dan barista di Te og Kaffi.
Dalam wawancara dengan Visir, Helena mendeskripsikan dirinya dengan tiga kata: gigih, positif, dan toleran.
Ia juga menyoroti pentingnya kesehatan mental dan kepercayaan diri.
"Generasi muda adalah masa depan kita, dan penting bagi kita untuk memperkuat serta mendidik diri sendiri dan mereka," ujarnya.