Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pernikahan Anak Lebih Besar dari yang Anda Bayangkan

Kompas.com - 10/12/2016, 11:36 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com – Salah satu masalah terbesar di Indonesia sendiri adalah kekerasan terhadap wanita dan anak. Hal ini terlihat dari data Badan PBB untuk anak (UNICEF) yang menunjukkan bahwa sekitar 17 persen wanita di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun.

Untuk itu, Antarini Arna, Direktur Program Keadilan Gender Oxfam di Indonesia, menjelaskan mengenai dampak negatif dari pernikahan anak di bawah umur.

“Jika anak dikawinkan di usia dini akan membuat hidupnya tidak baik karena dia putus sekolah, kesepian, dan rentan kekerasan,” ujarnya dalam Talkshow: Penghapusan Praktik Perkawinan Anak di Indonesia, Jakarta, Kamis (8/12/2016).

Pernikahan anak pada dasarnya terjadi karena berbagai macam alasan, di antaranya kepercayaan dan budaya yang menyatakan bahwa wanita sudah layak menikah ketika telah mengalami menstruasi.

Kemudian, disebabkan karena alasan ekonomi yang menempatkan wanita sebagai beban tambahan bagi keluarga sehingga dengan dinikahkan, maka akan mengurangi beban keluarga.

Selain itu, juga karena kerangka hukum yang menyebabkan wanita dapat menikah secara legal di bawah usia 16 tahun.

Orangtua dan orang-orang dewasa di sekeliling anak wajib mengetahui, anak perempuan juga membutuhkan keadilan di mana mereka juga dapat mengejar mimpi dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Selain itu, menikahkan bukan berarti memberi anak kehidupan yang lebih baik.

Dian Kartika Sari, Direktur Koalisi Perempuan Indonesia, justru mengungkapkan bahwa perkawinan anak bukan saja berada dalam lingkaran kekerasan, tetapi juga dalam lingkaran kemiskinan.

“Memutus perkawinan anak berarti mengurangi kemiskinan,” ucapnya.

Oleh karena itu, dia pun berpesan kepada orangtua untuk tidak menikahkan anak-anaknya, dan kepada orang dewasa untuk tidak menikahi anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com