Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Bikin Masyarakat Amerika Beralih Menyukai Yoga

Kompas.com - 02/02/2017, 12:15 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber SHAPE

KOMPAS.com - Ketidakpastian dan keraguan yang dialami sebagian besar warga Amerika Serikat pasca terpilihnya Presiden Trump membuat olahraga yoga semakin diminati.

Sekitar 52 persen rakyat Amerika Serikat yang disurvei pada 31 Januari tidak setuju dengan Presiden Trump. Gallup memulai melacak hal ini dan menemukan belum pernah ada presiden yang memiki angka ketidaksetujuan sedemikian tinggi.

Rakyat Amerika begitu frustasi dengan segala yang terjadi di Washington sejak hari pemilihan. Setiap hari di media sosial dan TV bahkan saat bercakap-cakap dengan rekan kerja mereka tak bisa menghindar dari iklim politik penuh tekanan itu.

Tidak sedikit wanita Amerika yang akhirnya beralih ke yoga untuk membantu menghadapi kondisi itu. "Dengan begitu banyak keraguan dan ketidakpastian setelah pemilu, saya menemukan diri saya menginginkan penyaluran yang membuat saya benar-benar keluar dari semua ini," kata Andrea Kravitz, seorang penggemar kelas yoga dari Y7 Studio dan memandang dirinya seorang Demokrat moderat.

"Selama 26 hari terakhir, saya ikut 17 kelas dan berlatih sendiri di rumah," ujarnya.

Y7, sebuah studio yoga di New York dan Los Angeles, mengalami peningkatan kehadiran peserta pada 9 November (sehari setelah pemilihan) dan juga 20 Januari (hari pelantikan) dan sehari sesudahnya. Sarah Larson Levey, salah satu pendiri Y7 berpendapat itu mungkin karena masyarakat ingin menjauhi segalanya.

"Saya tinggal di Washinton DC dan bekerja di MoveOn.org sehingga tak dapat melarikan diri dari Trump di rumah atau pun di kehidupan kantor. Tetapi saya dapat melarikan diri darinya dalam yoga," kata Sara Kenigsberg.

Sky Ting Yoga di New York City melaporkan kehadiran di kelas meningkat 15 persen dari Oktober ke November dan jumlah itu terus meningkat. Di hari setelah pemilihan, studio itu memberikan kelas yoga gratis yang laris terjual dan punya daftar tunggu peminat.

"Umpan balik yang kami dapat adalah masyarakat ingin berada di ruangan aman bersama komunitas," kata Krissy Jones, salah satu pendiri Sky Ting dan direktur yoga.

Rasa komunitas adalah pusat dari latihan yoga. "Yoga secara harafiah berarti "bersatu"," jelas Chelsea Jasin, instruktur senior CorePower Yoga di Denver.

Kebanyakan peserta yoga memilih beralih ke yoga ketika membutuhkan pelarian dari berita-berita pelantikan presiden.

Bahkan beberapa orang bukan yogi jadi lebih mengapresiasi latihan yoga. Erika Martinez Rotolo dari Chicago mengatakan beralih dari latihan rutin kebugaran intensif dalam beberapa bulan terakhir dan menemukan dirinya menginginkan yoga lebih dari segalanya.

"Rasa sakit karena lari, latihan beban atau naik sepeda mungkin lebih dari yang dapat diatasi tubuh dan pikiran saya," katanya.

Cassidy Fein dari Washington DC pun mulai mendaftar yoga daripada boot camp beberapa minggu sebelum pemilihan. "Pasti lebih mudah berkomitmen di yoga daripada olahraga berat, khususnya ketika sulit untuk bangun dari tempat tidur setelah membaca berita pagi," katanya.

Melangkah ke matras yoga memberi kita kesempatan untuk tenang dari kekacauan, meski hanya satu jam dan memberi perasaan lebih menyatu. "Kami melihat banyak peserta yoga bergantung pada latihan yoga sebagai cara menyatukan diri dengan kedamaian di dalam dirinya dan juga lebih dekat dengan orang-orang di sekitar mereka kendati punya perbedaan-perbedaan politik," kata Jasin dari CorePower.

"Menyembuhan dari dalam dapat menginspirasi kita untuk melakukan tindakan dan negara kami membutuhkan itu," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com