Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/02/2017, 07:17 WIB

KOMPAS.com - Wabah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebarkan lewat kencing tikus atau leptospirosis bisa merebak di saat banjir.

Pada dasarnya leptospirosis mengancam manusia saat ada bencana, baik banjir, letusan gunung api, mau pun kebakaran hutan. Tikus-tikus itu keluar sarang mencari tempat aman.

Leptospirosis menjadi penyakit yang ditularkan dari binatang ke manusia dengan sebaran terluas di dunia. Seperti dikutip dari Harian Kompas (25/02/2013) penyakit ini juga ada di negara maju meski tak sebanyak di negara berkembang. Leptospirosis di daerah tropis menyerang saat musim hujan.

Binatang lain pembawa bakteri Leptospira seperti sapi, kambing, babi, domba, anjing, serta kucing. Tetapi potensi menularkan bakterinya tak sebesar tikus.

Bakteri ini biasanya masuk tubuh manusia secara tak langsung. Leptospira di lingkungan berair atau berlumpur masuk melalui luka.

Bakteri ini juga bisa masuk melalui mukosa (jaringan yang mengeluarkan lendir) mulut, hidung, atau mata saat berenang. Penularan langsung dari kencing hewan ke manusia jarang terjadi.

Pada hampir 90 persen kasus, penyakit ini menyebabkan gejala mirip flu, seperti sakit kepala, demam, dan nyeri otot. Walau begitu, pada kasus yang jarang infeksi leptospirosis bisa berat dan mengancam nyawa, termasuk gagal organ dan perdarahan dalam.

Tak mudah mendiagnosis penyakit ini karena gejalanya yang mirip dengan flu. Namun, jika dokter mencurigai ada infeksi leptospirosis maka akan dilakukan tes darah atau urine.

Karena gejala penyakit ini umumnya ringan dan bisa sembuh sendiri, biasanya pasien hanya diminta beristirahat. Pengobatan hanya untuk mengurangi gejala-gejalanya. Jika penyakitnya menjadi parah maka akan diberikan antibiotik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com