Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2017, 12:52 WIB

KOMPAS.com - Awam menyebut gejala batuk sampai sesak napas sebagai penyakit "paru-paru basah", namun dalam dunia kedokteran penyakit berbahaya ini disebut pneumonia atau radang paru akut.

Menurut dr.Nastiti Kaswandani Sp.A(K), Ketua UKK Respirologi IDAI, sebenarnya tidak ada terminologi paru-paru basah. "Ini adalah istilah awam untuk menyebut kondisi paru-paru terisi cairan," katanya di sela acara diskusi bertajuk "Harapan Baru Eradikasi Pneumonia di Indonesia" yang diselenggarakan Forum Ngobras di Jakarta (10/3/2017).

Ia menjelaskan, paru-paru bisa terisi cairan karena penyakit pneumonia atau pun tuberkulosis.

Pneumonia adalah radang paru yang dapat disebabkan virus atau bakteri, menyebabkan kerusakan jaringan paru terutama pada bagian paru tempat bertukarnya udara.

Gejalanya adalah batuk sampai sesak napas, karena pemasukan oksigen berkurang. Pada kondisi pneumonia berat dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan oksigen mencapai otak dan jantung.

"Gejala yang khas adalah dadanya sampai cekung, tertarik ke dalam ketika batuk, serta napasnya memburu seperti orang yang habis lari," kata Nastiti.

Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada bayi berusia kurang dari dua tahun. Setidaknya 2 anak meninggal setiap jam karena penyakit ini.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan, Dr. Wiendra Woworuntu M.Kes menambahkan, pneumonia saat ini dijuluki forgotten pandemic atau the forgotten killer of children karena  tidak mudah menemukan balita dengan pneumonia.

“Umumnya masyarakat menganggap sebagai batuk biasa. Sukar bagi ibu untuk mengetahui anaknya menderita pneumonia kecuali kondisinya telah parah, antara lain ditunjukkan dengan sesak napas berat. Harus diingat bahwa perjalanan penyakit dari batuk menjadi pneumonia berlangsung cepat sehingga seringkali tidak tertolong,” jelas Wiendra.

Bila ditangani dengan cepat, anak bisa diberikan oksigen dan juga pengobatan untuk membunuh virus atau bakterinya.

Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan pemberian imunisasi PCV, gaya hidup bersih, serta pemberian nutrisi yang baik pada bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com