Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Pipis Tengah Malam? Bisa Jadi Ini Sebabnya

Kompas.com, 13 April 2017, 19:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Satu dari tiga orang dewasa berusia di atas 30 tahun seringkai terbangun di malam hari karena buang air kecil, setidaknya dua kali dalam semalam.

Kondisi yang mengganggu ini disebut nokturia, dan seiring bertambahnya usia sangat mungkin keinginan buang air kecil di malam hari menjadi semakin sering.

Masalahnya, nokturia bisa mengganggu kualitas tidur, menyebabkan stres, mudah marah hingga merasa kelelahan di siang hari.

Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab nokturia, diantaranya sleep apnea, diabetes yang tak diobati, masalah jantung, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, konsumsi alkohol, konsusi kafein, ataupun karena terlalu banyak minum air.

Baru-baru ini, para ahli telah mengidentifikasi konsumsi garam berlebih sebagai potensi pemicu lain. Sebuah studi baru yang dipaparkan di Asosiasi Eropa Urologi menunjukkan, bahwa Anda dapat memangkas risiko ini hanya dengan membatasi asupan garam.

Para peneliti merekrut 321 orang dewasa Jepang yang rata-rata mengasup antara 9 hingga 11 gram garam sehari dan juga bermasalah dengan tidur. Perlu diketahui, jumlah tersebut melebihi batas atas American Heart Association 2.3 gram garam per hari.

Pola makan di Jepang memang cenderung tinggi garam. Tapi dengan semua makanan olahan Amerika, tentu asupan garam masyarakat Amerika pun tak berbeda jauh.

Selama 12 minggu, dua pertiga dari peserta mengurangi konsumsi garam mereka dari 10,7 gram menjadi 8 gram sehari.

Sisanya meningkatkan asupan garam dari 9,6 gram menjadi 11 gram. Seperti yang diperkirakan, mereka yang meningkatkan asupan garam buang air kecil lebih banyak di malam hari dibanding sebelumnya, rata-rata meningkat 2,7 kali.

Sebaliknya para peserta yang mengurangi asupan garam buang air kecil lebih jarang di malam hari, dari 2,3 berkurang hingga 1,4 kali.

Pemimpin penelitian Dr Tomohiro Matsuo, seorang urolog di University of Nagasaki, mengungkapkan bahwa asupan garam berlebih dapat memperburuk nokturia.

“Pasien dengan asupan garam yang berlebihan, cenderung merasa lebih haus dan minum lebih banyak cairan,” katanya.

“Akibatnya, jumlah cairan berlebih dapat menyebabkan poliuria - kelebihan produksi urin - atau edema umum, yang berarti retensi cairan dan pembengkakan di seluruh tubuh,” jelas Matsuo.

Penelitian terbaru ini adalah yang pertama menunjukkan dampak signifikan dari konsumsi garam berlebih.

“Buang air kecil di malam hari adalah masalah yang sangat mengganggu bagi banyak orang, apalagi seiring bertambahnya usia. Mengubah pola makan dengan mengurangi asupan garam secara signifikan mengurangi frekuensi pipis, sehingga kualitas hidup pun meningkat,” kata Matsuo.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau