Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup di Jakarta dengan Gaji Rp 3 Juta, Cukup atau Kurang?

Kompas.com - 28/04/2017, 11:02 WIB
Syafrina Syaaf,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com -- Pada saat ini, upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta berada di angka Rp 3.355.750. Namun, sebenarnya bagaimanakah gaya hidup anak muda yang bekerja di ibu kota dengan kisaran gaji tersebut?

Berikut lima pengakuan para warga Ibukota yang pernah merasakan sulitnya berjuang hidup dengan penghasilan bulanan tak lebih dari tiga jutaan.

Fitri, 34 tahun, karyawan swasta
Jakarta tidak pernah bisa dilalui dengan gaji Rp 3 juta, baik tahun 2017 ataupun 10 tahun lalu, begitulah pengakuan Fitri.

"Dulu, setelah tiga tahun bekerja, aku baru merasakan punya penghasilan Rp 3 juta. Aku pikir bakalan cukup, ternyata tidak," ujar Fitri.

Penghasilan Rp 3 juta yang diperoleh Fitri saat itu seiring dengan kenaikan harga sembako dan juga biaya kebutuhan lainnya.

"Sekarang, kalau nanya sama tim kerja yang di entry level yang gajinya tiga jutaan, mereka bilang juga enggak cukup. Ada yang dari luar daerah yang harus bayar kamar kos sebulan Rp 1,2 juta. Sisanya, buat makan dan ongkos. Jadilah dia masih dibantu oleh keluarga di kampung," urainya.

Luci, 35 tahun, karyawan swasta
Luci yang sekarang menjabat sebagai seorang manajer di sebuah perusahaan periklanan mengaku bahwa dulu sempat hidup dengan gaji Rp 3 juta.

"Kira-kira tujuh atau delapan tahun yang lalu deh. Gajiku sekitar Rp 3,3 juta. Untungnya, keluargaku punya rumah di Jakarta. Jadi, enggak perlu kos. Namun, karena rumahku di Jakarta Selatan dan kantorku di Jakarta Barat, maka butuh biaya transport yang kalau diakumulasi bulanan sekitar Rp 1 juta-an," kenang Luci.

Dia menambahkan gaji itu semakin menyesakkan karena pekerjaannya di bidang sales mengharuskannya mobile.

"Acap kali urusan operasional pakai uangku dulu, nanti kantor baru ganti pertengahan atau pengujung bulan. Perjuangan banget lah dulu itu," jelasnya.

Nova, 25 tahun, karyawan swasta
Hingga bulan lalu, Nova masih menerima gaji Rp 3 juta per bulan. Jumlah tersebut, menurut dia, lebih besar pasak daripada tiang, terutama karena jarak dari rumahnya di Cibubur, Jakarta Timur ke kantor yang berada di Jakarta Selatan.

Untuk sebulan saja, biaya bensin dan tol mencapai Rp 2.150.000. Lalu, untuk makan, dia menghabiskan hampir Rp 30.000 per hari.

Alhasil, Nova pun masih harus bergantung pada keluarga untuk kehidupan sehari-hari. Bahkan, uang yang dikeluarkan orangtuanya untuk kebutuhan melebihi gaji yang diterimanya.

Ketika ditanya mengenai pendapat keluarga terhadap gajinya, Nova mengatakan, ayahku sedih banget. Dia merasa anaknya nggak dihargai. "Mahalan uang semester (kuliah) dibanding gaji", kata ayahku kalau meledek.

Kini, setelah setahun dan tiga bulan tanpa kenaikan gaji, Nova pun memutuskan untuk meninggalkan perusahaan tersebut. Selagi menunggu pekerjaan yang baru, Nova mengisi waktunya dengan menyanyi untuk mendapat penghasilan tambahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com