Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Mencatatkan Sejarah Lewat Marathon di Bawah 2 Jam

Kompas.com - 05/05/2017, 21:23 WIB
Wisnubrata

Penulis

Apa yang bisa Anda lakukan dalam waktu dua jam? Tentu kita bisa memasak makanan yang enak, atau mencuci mobil sampai benar-benar bersih, atau berlatih di gym hingga kehabisan tenaga. Tapi bisakah kita menyelesaikan sebuah marathon?

Sampai detik ini belum ada manusia yang mampu melakukannya. Bagi banyak orang, gagasan lari sejauh 42 kilometer dalam waktu kurang dari 2 jam adalah khayalan. Namun Sabtu (6 Mei 2017) tiga pelari jarak jauh dunia itu akan mencoba melakukannya. Bila berhasil menyelesaikannya di bawah 2 jam, mereka tidak hanya mendobrak batasan itu, namun juga memberi definisi baru pada batas kemampuan manusia.

Para pelari itu -- Eliud Kipchoge, 32, dari Kenya; Lelisa Desisa, 26, dari Ethiopia; dan Zersenay Tadese, 34, dari Eritrea – akan berlari Sabtu pukul 5.45 pagi waktu setempat atau 10.45 WIB, di sirkuit balap Monza, Italia. Mereka berlari dalam project Breaking2 yang diselenggarakan Nike untuk memecahkan batas waktu lari jarak jauh.

Baca: Memecahkan Rekor Marathon Lewat Tradisi dan Teknologi

Pelari marathon biasa, pada umumnya mencapai garis finish kurang lebih 4 jam. Namun pemegang  rekor marathon, pelari Kenya Dennis Kimetto, menyelesaikannya dengan waktu 2 jam 2 menit 57 detik di Berlin tahun 2014.  Meski tiga pelari itu “hanya” perlu memangkas 3 menit dari catatan rekor, namun dalam dunia lari papan atas, mengurangi 1 detik saja sudah luar biasa.

Mengapa ini menjadi sejarah?

Perlu waktu 16 tahun untuk memangkas rekor marathon lebih cepat 3 menit, dari 2:06:05 menjadi rekor saat ini 2:02:57. Bila sejarah bisa dijadikan indikasi, maka manusia masih perlu waktu lama untuk bisa menyelesaikan marathon di bawah 2 jam. Maka bisa dimengerti usaha memecahkan rekor ini menjadi sesuatu yang luar biasa jika berhasil.

Para pelari harus berlari dengan kecepatan 21 kilometer per jam tanpa henti. Suatu usaha yang dianggap melampaui kemampuan manusia. “Bukan hal yang normal untuk berlari dengan kecepatan itu dalam jarak jauh,” ujar Galen Rupp, pemenang medali perunggu di marathon Rio.

Namun perlu diketahui, meski sejarah akan mencatatnya, tapi usaha ini tidak akan dicatat oleh International Association of Athletic's Federation's (IAAF) sebagai rekor baru lomba marathon. Alasannya, penggunaan 20 pelari pengiring yang berfungsi untuk menjaga kecepatan tidak diperbolehkan dalam aturan atletik.

Bagi beberapa orang, lintasan di sirkuit Monza yang datar dengan suhu dan kecepatan angin terukur juga dianggap tidak mencerminkan suasana lomba marathon sesungguhnya.

Walau begitu banyak orang lain, terutama para pelari, menganggap usaha ini patut mendapat perhatian. Mereka menyebutkan, ini adalah usaha yang dampaknya menyerupai pemecahan rekor oleh Roger Bannister, pelari pertama yang menempuh jarak 1 mil (1,6 kilometer) di bawah 4 menit.

Tahun 1954, Bannister menempuh 1 mil dengan waktu 3 menit 59,4 detik. Ia memegang rekor itu selama 46 hari. Sejak itu 25 atlet berhasil menempuh jarak yang sama kurang dari 4 menit.

Nah, bila salah satu saja dari ketiga pelari itu bisa menempuh 42 kilometer di bawah 2 jam, maka pelari lain akan mendapat bukti bahwa hal itu bisa dilakukan. Selama ini, ada semacam halangan mental bahwa melakukan marathon dalam 2 jam tidak mungkin terjadi.

Nike Sesuaikan lokasi waktu Anda untuk menyaksikan usaha pencatatan rekor lari 42 kilometer di bawah 2 jam

Bagaimana menyaksikannya

Meski bukan lomba marathon, namun inisiatif Breaking2 ini mendapat perhatian besar di kalangan pelari dan atlet lain. Bintang sepak bola Cristiano Ronaldo bahkan menganggapnya sebagai sesuatu yang luar biasa. Dalam akun twitter-nya dia menulis: “Saya memang cepat. Tapi butuh tiga pertandingan untuk bisa menempuh jarak sejauh itu.”

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com