Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

2 Tantangan Terberat Menjadi Remaja, Orangtua Perlu Paham

Psikolog Roslina Verauli pada suatu ketika pernah mengungkapkan, fase remaja seringkali dianggap sebagai posisi yang sedang "nakal-nakalnya".

Remaja pun dipercaya rentan terjerumus ke dalam hal-hal negatif.

Kerentanan tersebut sebenarnya disebabkan remaja berada dalam posisi underdog. Demikian penuturanRoslina beberapa waktu lampau, di Jakarta.

Di satu sisi remaja dianggap sebagai orang yang sudah mempunyai pemikirannya sendiri, namun masih bergantung pada orangtua.

Kondisi ini yang membuat remaja masuk dalam dilema dan bahkan kerap mengalami depresi menyusul adanya pertentangan itu.

Lalu, kebanyakan orangtua hanya menilai remaja sebagai sosok yang sulit diatur. Padahal, orangtua seharusnya harus lebih memahami dan mengerti masalah dan tantangan yang dialami anak remaja.

Pengertian dan bantuan orangtua akan membantu remaja dalam mengatasi masa transisi yang negatif dalam hidup.

Roslina lantas mengungkapkan dua tantangan terbesar yang harus dihadapi remaja yang membuat mereka sering tertekan:

1. Memiliki teman

Setiap orang pasti membutuhkan orang lain untuk menemani mereka dalam suka dan duka.

Sebagai mahluk sosial, secara naluriah manusia pasti akan menjalin pertemanan dengan orang lain.

Di usia remaja, mereka akan berteman dengan lawan jenis. Ini adalah hal yang alamiah, dan orangtua tak perlu khawatir akan hal ini.

Tantangan terberat bagi remaja adalah saat mereka harus pandai-pandai menjalin pertemanan.

Bagi remaja, kepopuleran seseorang bisa terlihat dari banyaknya teman yang dimiliki.

Sayangnya mereka rentan "terjebak" dalam pertemanan yang negatif.

Roslina lantas menyarankan untuk tidak memilih teman hanya berdasarkan kepopuleran atau fisiknya saja.

Sebaiknya remaja diajar untuk memilih teman yang bisa membantu melewati tantangan hidup karena dengan cara itu mereka akan membantu memberi feedback positif.

Teman yang baik bisa menjadi orang yang menemani hidup dan membuat kita sempurna sebagai manusia.

Sebab, teman bukan cuma buat bersenang-senang, tapi juga memberi dan berbagi hal positif.

2. Punya identitas diri positif

Masa remaja dianggap sebagai masa yang penuh suasana seru dalam hidup.

Beragam tantangan, masalah, dan keceriaan harus dinikmati remaja sebagai satu proses  pembentukan jati diri dan mengarahkan kehidupan mereka selanjutnya.

Sayang, terkadang masalah ini justru membuat mereka kalah dan terjerumus dalam hal yang negatif.

"Di saat inilah mereka membutuhkan orangtua sebagai teman untuk berbagi, bukan sebagai penghukum atau tukang ngomel," ungkap Roslina.

Lebih jauh, oangtua harus lebih memberi perhatian dan bisa bersikap sebagai seorang teman yang baik pada remaja.

Bagaimana pun, remaja juga mempunyai tantangan dan tekanan yang besar untuk membentuk identitas diri  yang positif.

https://lifestyle.kompas.com/read/2013/03/27/13225524/2-tantangan-terberat-menjadi-remaja-orangtua-perlu-paham

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke