Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Batik Maos Cilacap dan Sandi Perang Pangeran Diponegoro

Di berbagai sentra batik banyumasan yang tersebar di Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, dan Banyumas, kronik Perang Jawa selalu menjadi bagian dari asal-usul tradisi membatik di sana.

Seperti dikutip dari Laporan Khusus "Selisik Batik" Harian Kompas (24/7/2016), Anto Djamil, salah satu pengusaha batik di Sokaraja, Banyumas, juga menyebut tradisi membatik di Sokaraja diawali kedatangan para laskar Diponegoro yang bergerilya ataupun berpindah dari Kasultanan Yogyakarta dan sekitarnya karena menolak tunduk kepada tentara Hindia Belanda.

Euis Rohaini, pemilik batik Rajasa Mas di Maos, Cilacap, juga menyebut legenda laskar Diponegoro sebagai asal-usul tradisi batik orang banyumasan.

Batik Cilacap memiliki pilihan warna klasik yang menjadi ciri khas batik tulis Maos, yakni coklat, hitam dan putih, serta warna-warna yang berani, yaitu biru, hijau, atua kuning.

Beberapa motif sandi perang  yang  masih  diproduksi  hingga  saat  ini  ialah:  Galaran,  bermakna  pasukan  yang  sudah berkumpul berbaris rapi. Buntal gabahan, bermakna sandi ranjau yang terpasang di pematang sawah.

Kembang  Ambring,  bermakna  pesan  persatuan,  bersatu  dalam  menghadapi  musuh.  Lar Buntal, bermakna misi pembagian wilayah atau pembagian tugas yang rata. Cuplik Pring atau Cebong Kumpul, bermakna  penempatan pasukan, kode bahwa disitu adalah  tempat  berkumpulnya  pasukan yang  siap.  Andaindi,  bermakna  tingkatan  dalam  tugas  atau  struktur,  organisasi,  pemerintahan  atau pembagian wewenang.
           
Blarak  Sineret,  bermakna  kebersamaan, kemenangan  dalam perjuangan  tidak  hanya dicapai oleh salah  satu  orang  atau  salah  satu  pihak  saja, ada  pihak-pihak lain  yang juga turut  andil.  Rujak Sente, bermakna pemimpin harus tegas, padat, dan bermakna.
           
“Seiring dengan perkembangan dunia fashion, Batik Maos Rajasa Mas juga memproduksi motif kontemporer  dengan  mengadopsi motif lingkungan  sekitar  seperti  tumbuh-tumbuhan,  binatang, dan benda-benda alam lainnya," kata Euis.

Menurut dia, batik tulis Maos ini cukup diminati kolektor batik di Asia Tenggara, Korea, Jepang, dan Eropa.

Untuk memperkenalkan batik Maos pada khalayak lebih luas, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menampilkan batik ini dalam acara Karnaval Pesta Batik Indonesia 2017 di ajang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (CFD) di Jakarta (1/10/2017).

Para peserta karnaval menempuh jarak hampir empat kilometer mulai dari Jalan Jenderal Sudirman dekat Hotel Grand Sahid Jaya menuju Sarinah, Jalan Thamrin.

Karnaval Pesta Batik merupakan kerjasama BNI dengan Yayasan Batik Indonesia.

"Hari ini kami membawa 10 inspirasi motif dan gaya dari batik Maos yang dikemas modern tanpa menghilangkan esensi batik. Ini untuk memperlihatkan batik Maos itu indah dan mudah dipadu-padankan mengikuti tren," kata Corporate Secretary BNI, Kiryanto.

Batik Maos Rajasa Mas merupakan salah satu pelaku usaha dan mitra binaan BNI yang aktif di Rumah Kreatif BUMN (RKB) Cilacap. RKB Cilacap sendiri merupakan RKB yang dikembangkan BNI dan merupakan salah satu dari 36 RKB yang telah dibangun di Indonesia oleh BNI.

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/10/02/084200720/batik-maos-cilacap-dan-sandi-perang-pangeran-diponegoro

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke