Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pelacur Transgender Bayar Rp 1,6 Miliar demi Operasi Jadi "Boneka"

Di umur 17 tahun, Victor pun baru berani memutuskan untuk memulai perawatan hormonal dan mengganti namanya menjadi Victoria.

Pada bulan Maret 2010 lalu, atau empat tahun setelah dia memulai perawatan, dia lalu menjalani menjalani operasi besar pertamanya, vaginoplasty.

Prosedur operasi itu membutuhkan biaya 14.000 Pounsterling atau lebih dari Rp 250 juta.

Victoria yang masih belia, dan amat membutuhkan uang, lalu mulai beralih ke "bisnis" pelacuran, demi mengumpulkan uang untuk membayar biaya operasi itu. 

Sosok berusia 27 tahun asal Castellon, Spanyol ini kini mengaku harus sudah menghabiskan uang 100.000 Euro, untuk beragam operasi yang dilakukannya hingga saat ini.

Jumlah itu kira-kira setara dengan Rp 1,6 miliar.

"Saya memulai proses ini ketika berumur 17 tahun. Karena masalah hormonal, saya tidak dapat dioperasi sampai usia saya 21 tahun. Saya membutuhkan banyak uang," kata dia.

"Saya telah bekerja sebagai pelacur sejak berusia 19 tahun, dan masih berlangsung hingga sekarang, karena ada kebutuhan beberapa operasi lain," ungkap dia seperti dilansir laman  Dailystar.

Di samping mencari uang untuk operasi. Victoria, yang memakai nama the Tranny Doll itu juga mengaku nyaman dengan dunia hitam yang digelutinya.

"Saya menghasilkan cukup banyak uang. Sebenarnya, ini bukan satu-satunya pilihan yang saya miliki," kata dia.

"Selain karena tak mudah mencari pekerjaan di tengah masyarakat dalam kondisi seperti ini, saya memang merasa tak ingin mendapatkan pekerjaan normal."

"Saya sudah terbiasa melakukan prostitusi," sambung dia.

"Saya menganggap diri saya sebagai pejuang di tengah pergaulan yang kejam dan tak ramah."

"Mungkin saya sangat kecil, tapi saya mampu menyadari dan mengambil keputusan tentang satu hal di dalam diri saya yang terasa tidak tepat," ungkap Victoria.

Operasi vaginoplasty berlangsung delapan jam, dan dilanjutkan dengan beberapa kunjungan ke psikolog, serta pengobatan endokrin dan hormonal.

"Saya merasa sangat gugup sebelum operasi, tapi saya harus melakukannya karena saya dilahirkan dengan itu, dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat dipilih. Saya tidak takut."

"Saya sangat suka melihat diri saya seperti itu, dan saya menginginkan lebih; Saya selalu mencintai kecantikan," kata dia.

"Saya tidak pernah ingin secara khusus terlihat seperti 'boneka'. Hanya saja operasi itu membuat saya sangat bergaya boneka, dan aku menyukainya."

Namun tidak demikian dengan masyarakat. Setidaknya, Victoria masih merasa sering ditolak di tengah pergaulan umum, kerena penampilannya ini. 

"Sementara saya merasa baik dengan diri saya sendiri, saya justru lebih banyak ditolak oleh masyarakat, dan lebih banyak dikritik pada umumnya," kata dia.

"Meski begtu, saya senang akhirnya bisa menjadi siapa saya, dan saya menghargai orangtua saya karena mendukung saya."

"Meskipun mereka tidak menyukai operasi dan kecantikan buatan, mereka adalah orangtua saya dan mereka mencintai dan menerima saya seperti ini," kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/12/04/184320020/pelacur-transgender-bayar-rp-16-miliar-demi-operasi-jadi-boneka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke