Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keindahan Place Vendome dalam Arloji Charriol

Kutipan dari Frank Gehry ini pantas untuk menggambarkan Place Vendome di Paris. Lapangan berbentuk segi delapan dengan tugu di tengahnya ini menjadi saksi sejarah Prancis, namun keberadaannya tetap relevan di jaman modern.

Place Vendôme atau lapangan Vendome, dibangun tahun 1702. Arsitek Jules Hardouin-Mansart, yang membangun sebagian besar Istana Versailles, mendesainnya dalam bentuk segi delapan. Mansart membuat semua bangunan di alun-alun identik, dengan bentuk-bentuk lengkung di lantai satu dan jendela-jendela tinggi di lantai dua. Pilaster dan pilar-pilar hias ditempatkan di antara setiap set jendela.

Tugu di tengah alun-alun itu dulunya adalah patung Raja Louis XIV yang berdiri di sana selama seratus tahun sebelum dihancurkan dalam Revolusi Prancis tahun 1792. Patung itu kemudian diganti oleh Napoleon dengan tugu setinggi 44 meter sebagai peringatan kemenangan di Austerlitz tahun 1805.

Kini bangunan di Place Vendôme berfungsi sebagai tempat tinggal, hotel mewah, dan juga butik-butik pakaian serta toko perhiasan. Beberapa nama terkenal tercatat pernah tinggal di tempat ini, termasuk komposer Frédéric Chopin.

Yang terbaru, bentuk segi delapan Place Vendome ini diadopsi dalam arloji keluaran Charriol, yakni St Tropez "Mansart", mengambil nama arsitek yang juga merancang ikon-ikon terkenal di Paris, termasuk Pont Royal, Orangerie dan Grand Trianon.

Dengan jam tangan St-Tropez 'Mansart', Charriol memberi kehormatan pada seniman visioner ini. "Kami telah merilis kembali jam tangan St-Tropez yang mencerminkan estetika yang kuat namun elegan dari kreasi Hardouin-Mansart. Bentuk melingkar yang biasa, diganti dengan versi segi empat mungil (30mm) dengan sudut miring, untuk membentuk segi delapan yang menyerupai bentuk Place Vendôme," ujar Philippe Charriol, pendiri dan perancang Charriol saat membuka butiknya di Plaza Indonesia, Jakarta akhir November lalu.

Di bagian penunjuk waktu atau dial, terdapat dua pilihan yakni perpaduan mutiara putih dengan penunjuk angka berlian dan  ukiran lingkaran dalam mutiara putih. Seperti jam tangan yang menjadi ciri khas Charriol lainnya, jam tangan Mansart ini dilengkapi tali steel seperti kabel dan gelang rantai yang cantik.

Phillipe Charriol sendiri mengaku mendesain karyanya dari perpaduan antara hal-hal klasik dan modern. Ia selalu mencari titik temu yang menghasilkan keindahan. Seperti kata orang, "Paris ne s’est pas fait en un jour" atau Paris tidak dibangun dalam sehari, Charriol juga merancang karyanya dengan hati-hati.

"Saya menghargai seni dalam berbagai bentuk dan belajar bahwa, selama berabad-abad, bukan hal-hal yang paling mahal yang akan tumbuh lebih indah seiring waktu, melainkan yang dikerjakan dengan penuh perhatian dan cinta. Dari barang-barang kulit hingga wangi aroma vintage yang menjadi produk Chariol," ujar Phillipe.

"Dengan semangat inilah produk kita tercipta. Itulah mengapa kita membuat arloji di Swiss, perhiasan dan barang kulit di Eropa, parfum dan kacamata di Prancis - karena di sanalah terdapat keahlian, tradisi, teknik dan fashion," paparnya.

Lewat arloji Mansart ini, Charriol ingin memperkenalkan perpaduan klasik dan modern itu melalui penunjuk waktu yang dibuat dengan keahlian dan tradisi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/12/11/135553620/keindahan-place-vendome-dalam-arloji-charriol

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke