Pada umumnya begitu makanan sampai ke lambung, sistem pencernaan akan menyerap zat gizinya untuk kemudian dibagi-bagikan ke bagian tubuh yang membutuhkan. Sebagian besar zat ini akan diubah menjadi energi yang dipakai oleh otot sekujur tubuh untuk terus bergerak.
Sementara sisanya akan membantu tubuh memproduksi dan mengatur berbagai hormon, seperti kolesistokinin dan glukagon yang memicu rasa kenyang sekaligus menaikkan gula darah, serta serotonin dan melatonin yang merangsang rasa kantuk.
Kombinasi dari berbagai hormon ini tak hanya membuat kita merasa ngantuk setelah makan, namun juga membuat tubuh lemas dan capek. Biasanya, rasa kantuk akan menghampiri setelah makan makanan yang tinggi karbohidrat dan triptofan. Contohnya nasi, kentang, pasta, roti-rotian, susu, dan pisang.
Dalam kamus populer, sensasi ngantuk setelah makan disebut dengan istilah food coma. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut postprandial somnolen. Respon tubuh ini sangat wajar dan terjadi pada hampir setiap manusia. Apalagi jika baru saja makan kekenyangan. Meski demikian, rasa ngantuk dan kecapekan setelah makan juga bisa diakibatkan oleh masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes dan penyakit celiac.
Apa saja gejalanya?
Selain lesu, ada beberapa gejala lain yang bisa terjadi, seperti:
Bagaimana cara mengatasinya?
Bila Anda mulai merasa rasa ngantuk setelah makan, segeralah bangkit untuk lakukan peregangan atau berjalan kaki sebentar, 15 menit saja cukup. Ini bertujuan untuk menurunkan gula darah dan hormon-hormon pemicu ngantuk.
Jika perut bermasalah, Anda bisa minum teh jahe atau teh peppermint hangat untuk meredakan gejalanya.
Bagaimana menghindari rasa ngantuk setelah makan?
Jika tidak ingin mengantuk dan kecapekan setelah makan, hindari terlalu banyak makan. Tips berikut juga bisa Anda lakukan untuk membuat rasa kantuk batal menghampiri:
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/04/132827020/kenapa-makan-kekenyangan-bikin-ngantuk