Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yuk, Mengenal Kepribadian dari Cara Memandang Uang

Psikolog keuangan Dr Brad Klontz yakin pemikiran kita soal uang memiliki peran penting dalam keadaan keuangan kita.

"Jika kita merasa tidak enak soal uang, jangan biarkan ini berlarut-larut ada dalam pikiran."

"Masalah keuangan akan baik-baik saja, jika kita memahami bagaimana kita memikirkannya."

Psikologi keuangan adalah gabungan dari pengelola keuangan dengan psikologi yang sedang popular di Amerika Serikat.

Terkait hal ini, Dr Klont menempatkan orang dalam empat kelompok yang berbeda. Termasuk yang manakah kita?

1. Penghindar uang

Jika kita merasa pas dengan kalimat-kalimat berikut:

- Saya tidak layak mendapat uang banyak saat orang lain memiliki uang lebih sedikit

- Orang kaya adalah orang yang tamak

- Tidaklah benar memiliki uang lebih dari yang dibutuhkan

- Orang menjadi kaya dengan memanfaatkan orang lain

Artinya kita masuk dalam kategori "penghindar uang". 

Mereka  yang masuk dalam tipe ini mengeluarkan uang secara tidak sadar, agar hanya memilikinya sedikit.

Mereka mengabaikan laporan rekening bank, kesulitan mengatur uang, dan berisiko membelanjakan terlalu banyak, serta menumpuk barang yang tak diperlukan.

"Mereka merusak kesuksesan keuangan mereka sendiri, karena secara salah menghubungkan uang dengan menjadi orang yang baik," kata Dr Klontz.

2. Penyembah uang

Jika kita merasa sesuai dengan pernyataan-pernyataan seperti:

- Lebih banyak uang akan membuat saya bahagia

- Saya tak akan pernah memiliki uang cukup

- Uang bisa mengatasi masalah saya, baik masalah kecil atau besar

- Uang bisa membeli kebebasan

Maka kita dalah tipe "penyembah uang". 

Para penyembah uang seringkali menghamburkan uang atau bekerja terlalu keras demi mendapatkan kebahagiaan atau kepuasan.

Kemungkinan besar yang masuk kelompok ini adalah mereka yang bergaji kecil, memiliki utang kartu kredit, belanja barang yang tidak dibutuhkan, menimbun barang, dan lebih mementingkan kerja daripada keluarga.

"Mereka sering mencari hal-hal yang membuat diri lebih bahagia, dan apa yang terakhir mereka beli atau dapatkan tidak akan mengubah apa yang dirasakan."

3. Pencari Status

Jika kita merasakan hal-hal seperti:

- Saya tidak mau membeli barang, kecuali jika baru

- Harga diri kita sama dengan kekayaan yang dimiliki

- Orang jadi miskin karena malas

- Jika bukan yang terbaik, maka tidak layak dibeli

Maka kita termasuk kategori "pencari status"

Kelompok ini lebih membelanjakan uang untuk meningkatkan status mereka.

"Mereka biasanya mengatakan menghasilkan lebih banyak uang daripada yang sebenarnya."

"Mereka juga ingin membeli barang-barang baru agar bisa memperlihatkan betapa pentingnya mereka," kata Dr Klontz.

Kepribadian yang dimiliki pencari status adalah membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan, berjudi, dan berbohong pada pasangan soal apa yang mereka beli.

4. Waspada soal uang

Jika kita merasakan hal-hal seperti:

- Penting menabung untuk berjaga-jaga di saat sulit

- Saya harus selalu melihat penawaran yang bagus, meski butuh uang

- Jika tidak bisa dibayar secara tunai, jangan dibeli

- Akan mengkhawatirkan jika kita tidak memiliki dana darurat

Maka kita termasuk kategori orang yang "berhati-hati soal uang".

Dr Klontz mengatakan mereka yang berhati-hati soal uang seringkali hemat, merasa khawatir saat mereka tidak memiliki cukup uang untuk masa depan, serta hidup lebih sederhana.

"Mereka sadar terkadang orang memandang rendah sehingga mereka berhati-hati dalam mengeluarkan uang saat bersosialisasi."

"Mereka kebalikan dengan para pencari status," tambah dia.

Kita yang masuk dalam kelompok ini seringkali waspada, selalu memperhatikan, dan yakin soal menabung, serta kecil kemungkinannya untuk membeli sesuatu secara kredit.

Lantas, tipe manakah kita?

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/02/14/150000320/yuk-mengenal-kepribadian-dari-cara-memandang-uang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke