Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Agar Tak Kena Tipu Saat Beli Batik Tulis

Tapi, hati-hati. Jika tak pandai membedakan batik yang memang buatan tangan, kita justru bisa kena tipu.

Pendiri Galeri Buana Alit, Dwita Herman mengatakan beberapa pedagang kerap menggunakan teknik cetak pada kain yang berkualitas. Sehingga akan sulit dibedakan apakah batik tersebut cetak atau tulis.

"Hati-hati kalau beli. Ada batik yang biasanya kita pakai untuk daster saja. Kadang beli batik print dengan harga mahal. Tapi kadang cuttingnya bagus (jadi tak batik print)," ujar Dwita di di Galeri Buana Alit, Jalan Moh. Kahfi 1, Jakarta Selatan.

Ia menambahkan, saat ini batik-batik cetak sudah sangat bagus karena dilengkapi mesin cetak yng sudah canggih.

Pertama, batik tulis memiliki pinggiran dengan gerigi-gerigi. Sedangkan batik cetak akan langsung terputus polanya, bahkan ada yang meleset.

Terkadang, batik cetak akan tetap kelihatan kain katunnya jika dibalik sebab pewarnaannya tidak tembus kain. Sedangkan pewarnaan batik tulis akan tembus.

Dwita juga menyarankan agar para pecinta batik berhati-hati saat hendak membeli sablon malam. Sebab, mereka menggunakan plangkan 'malam' hanya untuk membentuk motif batik.

"Hati-hati misalnya dengan batik Pekalongan, dengan batik plangkan dan mereka bilang batik tulis," tuturnya.

Kemudian contoh lainnya adalah pada batik cat yang kadang masih terlihat kotak-kotak cetakan capnya jika kain dilebarkan.

"Cat kadang kalau dilebarkan kainnya seperti kotak-kotak yang berulang," kata Dwita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/02/21/083900320/agar-tak-kena-tipu-saat-beli-batik-tulis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke