Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ternyata, DNA Tak Berpengaruh terhadap Pilihan Pola Diet

KOMPAS.com - Riset terbaru menunjukan, pola diet yang cocok dengan seseorang tidak ada kaitannya dengan DNA mereka.

Penelitian sebelumnya mengungkap, tingkat insulin atau gen tertentu dapat berinteraksi dengan jenis makanan tertentu, dan pada akhirnya mempengaruhi keefektifan penurunan berat badan.

Riset ini dilakukan oleh peneliti dari Stanford University yang mempelajari lebih dari 600 orang dewasa dengan kelebihan berat badan.

Periset melakukan tes genetik dan insulin pada tiap peserta, sebelum meminta mereka untuk mengurangi asupan lemak atau karbohidrat.

Para peneliti menentukan, subjek mereka memiliki gen yang bervariasi terkait dengan bagaimana tubuh mereka mengolah lemak atau karbohidrat.

Menurut para periset, variasi ini pada akhirnya akan membuat mereka cenderung menurunkan berat badan bila diberi jenis makanan yang tepat.

Kemudian, periset membagi subjek penelitian menjadi tiga kelompok berdasarkan varian gen yang sensitif terhadap lemak diet, yang sensitif terhadap karbohidrat, dan mereka yang tidak memiliki sensitivitas semacam itu.

Setelah itu, periset memberikan pola diet yang sesuai terhadap masing-masing kelompok.

Hasilnya, ternyata jenis diet tidak berpenagruh terhadap gen yang terkandung di dalam tubuh manusia.

Ini terbukti saat peserta riset melakukan diet rendah lemak atau karbohidrat, mereka tetap mengalami penurunan berat badan tanpa tergantung pada jenis gen yang mereka miliki.

Setelah satu tahun melakukan diet, mereka yang diet rendah lemak kehilangan rata-rata 5,2 kilogram bobot tubuh.

Sementara, mereka yang yang melakukan diet rendah karbohidrat, rata-rata mengalami penurunan bobit tubuh sebesar 5,9 kilogram.

Pada akhirnya, tidak ada tes metabolik dan insulin awal yang membuktikan bahwa DNA adalah indikator diet yang tepat.

Mengingat beberapa fasilitas telah dituangkan pada diet berbasis DNA, hasilnya penting dalam menyangkal anggapan bahwa DNA memainkan peran penting dalam seberapa efisien seseorang kehilangan berat badan.

Berdasarkan hasil laporan riset, tidak ada perbedaan signifikan dalam perubahan berat badan antara diet rendah lemak yang sehat, dan diet rendah karbohidrat yang sehat.

Bahkan, pola genotipe maupun sekresi insulin yang pada mulanya dikaitkan dengan efek penurunan berat badan ternyata tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan.

Lantas, apa indikator yang tepat untuk menurunkan berat badan?

Meskipun pengujian metabolik dan genomik bukanlah indikator bagus tentang seberapa efisien tubuh kehilangan berat badan, para periset memperingatkan, di masa depan mungkin ada penelitian baru yang mengungkap indikator terbaik untuk menurunkan berat badan.

Menurut Frank Hu, Kepala Gizi di Harvard School of Public Health, penelitian ini bukanlah tes komprehensif untuk semua variasi gen yang dapat mempengaruhi reaksi seseorang terhadap makanan tertentu.

"Dalam diet penurunan berat badan, kepatuhan terhadap diet dan kualitas keseluruhan makanan mungkin lebih penting daripada faktor lainnya," ucap dia.

Diet bukan satu-satunya jalan untuk mengurangi berat badan. Bagi yang mau mengurangi berat badan tanpa diet, silakan menyimak tips ini.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/02/23/205331520/ternyata-dna-tak-berpengaruh-terhadap-pilihan-pola-diet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke